kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45916,64   -18,87   -2.02%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Gawat, kucing rugikan industri daging Australia lebih US$ 8 juta dolar setahun


Selasa, 08 Desember 2020 / 07:12 WIB
Gawat, kucing rugikan industri daging Australia lebih US$ 8 juta dolar setahun
ILUSTRASI. Gawat, kucing rugikan industri daging Australia lebih US$ 8 juta dolar setahun


Reporter: Hasbi Maulana | Editor: Hasbi Maulana

KONTAN.CO.ID - SYDNEY. Banyak hewan ternak di Australia, khususnya domba di wilayah selatan negara tersebut, terdampak oleh penyakit yang disebarkan kucing.

Kantor Berita China Xinhua melaporkan, kerugian ekonomi akibat penyakit oleh kucing itu mencapai 12 juta dolar Australia (1 dolar Australia = Rp10.489) atau sekitar 8,92 juta dolar AS (1 dolar AS = Rp14.182) per tahun, demikian temuan sebuah studi terbaru.

Dipublikasikan pada Senin (7/12), studi nasional yang dilakukan oleh Pusat Pemulihan Spesies Terancam (Threatened Species Recovery Hub) di bawah naungan Program Ilmu Lingkungan Nasional Pemerintah Australia tersebut meneliti tiga penyakit yang reproduksi dan penyebarannya bergantung pada kucing.

Baca Juga: 5 Manfaat daun kumis kucing ini tak boleh Anda lewatkan

Nah, ternyata tiga penyakit yang dibawa oleh kucing tersebut menimbulkan dampak pada sektor pertanian Australia. Ketiga penyakit yang dikaji adalah toksoplasmosis, parasit sarcocystosis, dan cacing gelang kucing.

"Kami menemukan bahwa infeksi toksoplasmosis menyebabkan kematian lebih dari 62.000 janin domba setiap tahunnya di Australia, membuat industri tersebut mengalami kerugian sekitar 10 juta dolar Australia (sekitar 7,43 juta dolar AS) per tahun," ujar penulis utama studi itu, Profesor Sarah Legge dari Universitas Nasional Australia (Australian National University/ANU) dan Universitas Queensland.

"Sarcocystosis menimbulkan kerugian sekitar 2 juta dolar Australia (sekitar 1,49 juta dolar AS) setiap tahun pada industri daging di Australia. Parasit itu menyebabkan munculnya kista dalam daging yang perlu dihilangkan, dan bahkan dapat menyebabkan keseluruhan karkas atau pengiriman ditolak."

Kucing yang terinfeksi mengeluarkan jutaan telur "ookista" parasitis berukuran sangat kecil ke lingkungan lewat kotoran mereka. Parasit ini dapat bertahan hidup di tanah, padang rumput, dan air selama berbulan-bulan, dan dapat terkonsumsi oleh hewan-hewan ternak seperti domba, kambing, dan sapi, serta unggas.

Salah satu penulis studi, Dr. Patrick Taggart dari Universitas Adelaide, menyampaikan bahwa mengurangi populasi kucing di sekitar kawasan peternakan tidak hanya akan menguntungkan satwa liar, tetapi juga para peternak domba.

Khususnya mereka yang tinggal di wilayah lebih dingin dan lembap, mengingat parasit-parasit itu dapat bertahan hidup lebih lama di lingkungan tersebut.

Baca Juga: Tak perlu dibunuh, ini 6 cara mengusir tikus dari rumah

"Kucing memiliki reputasi dalam mengendalikan populasi beberapa hama pertanian, seperti tikus dan kelinci, tetapi tidak ada bukti yang menunjukkan mereka efektif dalam melakukan tugas ini," kata Taggart.

"Kita dapat mengurangi nilai kerugian di sektor pertanian yang ditimbulkan oleh penyakit yang bergantung pada kucing dengan cara mengurangi populasi kucing liar dan peliharaan di lingkungan peternakan."

Cara lainnya untuk mengurangi tingkat infeksi pada hewan ternak adalah menyebar kapur pertanian di padang rumput, yang dapat membuat peluang hidup ookista sarcocystis dan toksoplasmosis menjadi lebih kecil, imbuh Taggart.  

Selanjutnya: 8 Manfaat memelihara kucing menurut penelitian ilmiah




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×