kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Gejolak politik Malaysia berlanjut, Sultan Johor bakal bubarkan Majelis Legislatif


Rabu, 03 Juni 2020 / 15:54 WIB
Gejolak politik Malaysia berlanjut, Sultan Johor bakal bubarkan Majelis Legislatif
ILUSTRASI. Uang ringgit Malaysia dalam foto ilustrasi pada 1 Juni 2017. REUTERS/Thomas White


Sumber: Channelnewsasia.com | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - JOHOR BAHRU. Sultan Johor memperingatkan, ia akan membubarkan Majelis Legislatif Negara Bagian Johor jika gejolak politik berlanjut, setelah Perikatan Nasional (PN) menggulingkan Pakatan Harapan (PH) dan mengambil alih pemerintahan Malaysia.

Dalam sebuah posting di Facebook, Rabu (3/6), Sultan Ibrahim Iskandar menyatakan kekecewaannya dengan politisasi berkepanjangan di Johor, dengan "politisi yang haus kekuasaan" mengambil posisi untuk kepentingan diri mereka sendiri.

“Mereka jelas tidak menghargai kesulitan yang dihadapi rakyat sekarang, dan tampaknya bertekad memperburuk penderitaan rakyat," katanya seperti dikutip Channelnewsasia.com. 

“Saya tidak tahan melihat rakyat saya menderita. Saya tidak akan membiarkan negara saya berantakan,” tegasnya.

Baca Juga: PM Malaysia ucapkan perpisahan ke Mahathir: Doa terbaik untuknya

Sultan Johor mengatakan, dia telah mengambil sumpah untuk melindungi dan menjaga kesejahteraan rakyatnya setiap saat. “Jika politisasi berlanjut, saya akan segera membubarkan majelis legislatif Negara Bagian Johor," ujarnya.

“Saya akan memberi orang kesempatan (untuk) memilih pemimpin politik baru untuk mewakili kepentingan mereka, dan saya berharap, kali ini, rakyat akan memilih pemimpin yang benar-benar ingin melayani rakyat dan negara, bukan hanya untuk partai politik masing-masing atau diri mereka sendiri,” kata Sultan Johor.

Jatuhnya pemerintahan PH di Johor pada akhir Februari lalu dipicu oleh runtuhnya pemerintahan PH di Malaysia.

Setelah bertemu dengan anggota Majelis Legislatif Negara Bagian Johor pada Februari lalu, Sultan Ibrahim mengumumkan koalisi baru yang terdiri dari anggota parlemen dari Parti Pribumi Bersatu Malaysia (Bersatu) dan Barisan Nasional (BN), yang memiliki mayoritas kursi untuk membentuk pemerintahan baru di Johor.

Baca Juga: Politik Malaysia makin bergolak, Mahathir: Kami akan pecat Muhyiddin!

Selanjutnya, Ketua BN Johor Hasni Mohammad, yang berasal dari Organisasi Nasional Melayu Bersatu, menggantikan Sahruddin Jamal dari Bersatu untuk menjadi menteri utama yang baru. Dari 56 kursi di Majelis Legislatif Johor, PN memegang 29 kursi sementara PH memiliki 27 kursi.

Dalam sidang pertama Majelis Legislatif Johor setelah pergantian pemerintahan negara bagian pada 14 Mei lalu, Sultan Ibrahim telah memperingatkan para politisi untuk tidak menyebarkan "virus perpecahan" dengan berpolitik.

Mengutip Bernama, Sultan Johor mencatat, perebutan kekuasaan mengancam stabilitas politik dan perkembangan ekonomi negara.

Dengan spekulasi yang tersebar luas bahwa PH sedang mencoba merebut kekuasaan kembali dari PN di tingkat federal, Wakil Presiden Parti Amanah Negara Salahuddin Ayub bilang, gelombang perubahan bisa bergulir di Johor.

Baca Juga: Politik Malaysia bergejolak, Mahathir dipecat dari Partai Bersatu

“Saya optimistis. Mengapa kita tidak mulai dengan Johor sebagai negara bagian di mana akan ada gempa berskala 7,3 Richter untuk mengguncang politik Malaysia," katanya seperti dilansir Channelnewsasia.com.

"Apa pun bisa terjadi di Johor dan kami sedang bekerja ke arah itu, tunggu dan lihat apa yang akan terjadi di Johor. Dari Selat Tebrau, kami akan membawa perubahan besar ke Putrajaya," ujar Salahuddin.

Putrajaya adalah pusat Pemerintahan Malaysia yang saat ini di bawah Perdana Menteri Muhyiddin Yassin, yang sedang berseteru dengan mantan Perdana Menteri Mahathir Mohamad.




TERBARU
Kontan Academy
Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet Managing Customer Expectations and Dealing with Complaints

[X]
×