Sumber: South China Morning Post | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Putaran terakhir dalam pembicaraan perdagangan antara Amerika Serikat dan China dimulai di Shanghai pada Selasa dengan suasana yang penuh pesimisme. Kedua belah pihak nampaknya hanya memiliki harapan yang kecil soal adanya akhir dalam perang dagang antara kedua negara.
Dilansir dari South China Morning Post, Shanghai untuk pertama kalinya menjadi tuan rumah dalam negosiasi perang dagang. Sementara secara total, ini adalah pertemuan kedua belas antara kedua negara.
Baca Juga: Duh, data 100 juta akun di Capital One dibobol hacker
Para perunding yang dipimpin oleh perwakilan perdagangan Amerika Serikat Robert Lighthizer dan Menteri Keuangan Steven Mnuchin dari pihak AS.
Sementara dari China ada Wakil Perdana Menteri Liu yang sebelumnya telah bolak-balik antara Washington dan Beijing dalam negosiasi perdagangan.
Pembicaraan di Shanghai juga menjadi pertama kalinya bagi Menteri Perdagangan China Zhong Shan untuk memainkan perannya secara langsung.
Namun, ada beberapa pertanda dalam pembicaraan di Shanghai ini. Hanya ada sedikit sorotan terhadap pertemuan ini, termasuk dari kalangan media.
Baca Juga: Riset Canalys: Penjualan smartphone Huawei di China melonjak pada kuartal II-2019
Padahal ini adalah pertemuan tatap muka pertama antara utusan perdagangan utama sejak runtuhnya negosiasi secara dramatis pada bulan Mei lalu.
Agenda perjalan para delegasi pun disimpan rapat-rapat. Menurut Bloomberg, pihak China akan menyelenggarakan makan malam di Fairmont Peace Hotel pada Selasa malam. Suasana sepi pun tampak terlihat di hotel Hyatt on the Bund, tempat delegasi AS menginap.
Minimnya sorotan atas pertemuan ini nampaknya jadi upaya pemerintah China untuk mempertahankan kontrol pada semua informasi terkait dengan pembicaraan perdagangan. Sekaligus sebagai cara untuk menjaga harapan tetap terkendali.
Baca Juga: Kunlun, perusahaan gim asal China, siap bawa Grindr Inc IPO
Hanya media pemerintah China dan beberapa akun media sosial tertentu yang diizinkan untuk melaporkan atau bahkan mengomentari pembicaraan perdagangan, yang akan berusaha untuk membangun gencatan senjata yang disepakati oleh Presiden Xi Jinping dan Presiden AS Donald Trump di KTT Osaka.
Sebuah laporan yang diterbitkan oleh Xinhua News Agency pada hari Selasa mengatakan bahwa delegasi perdagangan AS harus belajar dari kunjungan mantan Presiden AS Richard Nixon di Shanghai pada tahun 1972.
Ketika itu Nixon menandatangani Komunike Shanghai dengan harapan tulus untuk menormalkan hubungan bilateral dengan Beijing.
"Hari ini sekali lagi di kota metropolitan Shanghai, negosiator AS perlu menunjukkan ketulusan yang sama dan, yang lebih penting, harapan yang wajar dalam perundingan perdagangan untuk menormalkan hubungan perdagangan bilateral," tulis Xinhua.
Baca Juga: Hong Kong semakin memanas, demonstran kini duduki layanan kereta api
Sebelumnya China telah berusaha mempersempit ruang lingkup pembicaraan pada minggu ini untuk fokus pada masalah perdagangan secara langsung sambil mengesampingkan masalah struktural jangka panjang.
Diharapkan bahwa impor China untuk produk pertanian Amerika akan menjadi agenda, sementara Beijing akan mendorong agar AS menghapus tarif dan embargo pada perusahaan China.
Arthur Kroeber, kepala penelitian di perusahaan konsultan ekonomi Gavekal Dragonomics, berpendapat bahwa relevansi dari pembicaraan perdagangan telah berkurang.
Baca Juga: Trump desak The Fed melakukan lebih daripada sekedar pemotongan suku bunga rendah
"Apakah AS dan China bisa mencapai kesepakatan perdagangan? dan jika ya makan kapan waktunya? Hal tersebut kini menjadi pertanyaan yang kurang menarik," kata Kroebe.
“Jika ada kesepakatan, hal tersebut tidak akan mengembalikan hubungan perdagangan dan investasi AS-China ke semangat yang sama seperti sebelumnya. Tapi jika tidak ada kesepakatan, tidak mungkin hal itu berarti akan ada perang tarif yang lebih tinggi," ungkapnya.