kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Gelombang kedua wabah corona mengancam Amerika Serikat


Minggu, 03 Mei 2020 / 05:10 WIB
Gelombang kedua wabah corona mengancam Amerika Serikat


Sumber: CNN | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Pandemi virus corona mungkin telah melambat di banyak negara bagian Amerika Serikat (AS). Namun para ahli mengingatkan gelombang kedua wabah virus corona bisa saja datang.

Dr. Anthony Fauci, ahli penyakit menular AS mengatakan gelombang kedua kasus corona tak terhindarkan ketika orang-orang semakin berusaha melanjutkan kehidupan biasa dan lebih banyak negara bagian AS melonggarkan perintah tinggal di rumah mereka.

"Saya hampir yakin itu akan kembali, karena virus itu sangat menular dan menyebar secara global," kata Fauci yang juga Direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular AS dalam webinar Economic Club of Washington seperti dikutip CNN.

Baca Juga: Gedung Putih halangi Fauci bersaksi di DPR terkait penanganan corona di AS

Kata Fauci, orang Amerika dapat mengalami musim gugur dan musim dingin yang buruk jika negara itu tidak siap.

Kenapa di musim gugur? Ada banyak aspek dari virus yang tidak diketahui oleh para ilmuwan tetapi virus yang sudah lebi dulu ada menawarkan beberapa petunjuk.

Greg Poland, seorang profesor kedokteran dan penyakit menular di Mayo Clinic mengatakan bahwa SARS-CoV-2, nama teknis untuk virus corona baru yang menyebabkan Covid-19, kemungkinan akan mengikuti pola itu.

Jika itu terjadi, gelombang kedua virus corona akan kembali tepat pada saat dimulainya musim flu.

Flu telah menjadi ancaman konstan bagi orang Amerika dan menghancurkan dalam beberapa tahun terakhir.

Pusat Pengendalian Penyakit Menular AS (CDC) memperkirakan ada 39 juta kasus flu di AS dan setidaknya 24.000 kematian selama musim 2019-2020.

Baca Juga: Trump memastikan pengenaan tarif baru atas China merupakan suatu pilihan

Greg Poland, yang juga Direktur Kelompok Riset Vaksin Mayo Clinic mengatakan, kombinasi gelombang kedua Covid-19 dengan musim flu dapat menciptakan banyak kebingungan karena gejala yang hampir sama dan membuat tekanan besar pada sistem perawatan kesehatan.

Pada 2009, AS mengalami gelombang kasus virus influenza H1N1, yang dikenal sebagai flu babi, pada musim semi. Berbulan-bulan kemudian, CDC menyebut, gelombang kedua flu babi dilaporkan pada musim gugur dan musim dingin.

"Seringkali, tidak selalu ... sering gelombang kedua pandemi lebih buruk," kata Poland.

Contoh lain adalah pandemi influenza 1918, yang menewaskan 50 juta orang di seluruh dunia dan sekitar 675.000 orang Amerika. Pada saat itu, ada gelombang pegas ringan awal di AS tetapi gelombang kedua yang mematikan melanda negara itu pada bulan September.

Baca Juga: Tembus 9.600 kasus virus corona, Rusia cetak rekor infeksi harian tertinggi



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×