Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - RIYADH. Saudi Aramco gembira bukan kepalang. Perusahaan minyak milik pemerintah Arab Saudi ini berhasil mencapai target IPO senilai US$ 2 triliun pada Kamis (12/12).
Nilai itu memang ditargetkan oleh pemimpin Saudi de-facto Putra Mahkota Mohammed bin Salman. Padahal sebelumnya, banyak pihak yang pesimistis tentang nilai perusahaan minyak terbesar di dunia itu.
Penawaran umum perdana (IPO) Aramco adalah inti dari visi putra mahkota Saudi untuk mendiversifikasi kerajaan dari ketergantungan minyaknya dengan menggunakan dana senilai US$ 25,6 miliar yang dikumpulkan untuk mengembangkan industri lain.
Baca Juga: Saudi Aramco akan gunakan opsi greenshoe 15% dalam 30 hari pertama perdagangan saham
Tapi nilai itu jauh di bawah pencapaian tahun 2016 yang menargetkan sebanyak US$ 100 miliar melalui blockbuster IPO internasional dan domestik.
Riyadh mengurangi ambisinya setelah investor luar negeri menentang penilaian yang diusulkan dan hanya 1,5% saham Saudi Arabian Oil Co (Aramco) yang terdaftar di bursa efek Riyadh pada hari Rabu.
Saham Aramco melonjak mencapai 38,7 riyal (US$ 10,32), mengangkat nilai pasar di atas US$ 2 triliun dan ditutup pada level 36,8 riyal atau naik 4,5% dari penutupan Rabu. Data Refinitiv menunjukkan, nilai perusahaan saat ini adalah US$ 1,96 triliun.
Baca Juga: Putra Mahkota Arab Saudi menelepon Donald Trump, ada urusan apa?
Sementara, lompatan harga saham sebesar 10% pada saham pada debut IPO, kenaikan maksimum yang diizinkan oleh bursa Riyadh, dielu-elukan oleh pemerintah Saudi sebagai dukungan sebagian besar dari warga Saudi dan Teluk yang loyal daripada investor luar negeri.
IPO adalah berita halaman depan di media utama Saudi, dengan tajuk utama seperti "Aramco di puncak dunia" dan "Mimpi yang menjadi kenyataan".
Tetapi analis Bernstein menempatkan nilai Aramco sekitar US$ 1,36 triliun, yang dibandingkan dengan kapitalisasi pasar energi raksasa AS Exxon Mobil kurang dari US$ 300 miliar.
Baca Juga: Tentara Arab Saudi melakukan aksi penembakan di Pangkalan AS Pensacola, 4 tewas
"Saudi Aramco adalah perusahaan minyak terbesar, paling menguntungkan di dunia - tetapi ukuran bukanlah segalanya," catat mereka, dengan menandai risiko pertumbuhan pendapatan bersih yang melambat jika harga minyak tetap datar.
Laporan Badan Energi Internasional (IEA) menunjukkan tekanan pada harga minyak, memperkirakan kenaikan tajam dalam persediaan global meskipun ada kesepakatan oleh OPEC dan sekutunya untuk memperdalam penurunan produksi serta menurunkan produksi yang diharapkan oleh AS dan negara-negara non-OPEC lainnya.
Baca Juga: IPO Saudi Aramco dan ambisi besar Putra Mahkota merombak ekonomi kerajaan Arab
Bernstein mengatakan saham Aramco harus diperdagangkan dengan harga diskon daripada premium untuk perusahaan minyak internasional, dengan tata kelola perusahaan "risiko utama" karena pemerintah Saudi memiliki lebih dari 98% saham.
“Untuk dana yang dikelola secara aktif, salah satu pertimbangan utama - selain dari penilaian - adalah kriteria ESG (lingkungan, sosial dan tata kelola perusahaan)," kata Tim Love, Direktur Investasi untuk ekuitas pasar berkembang di GAM.
Data Refinitiv menunjukkan, sekitar 15,9 miliar riyal saham Aramco diperdagangkan pada penutupan Kamis, dengan sekitar 417,7 juta saham bertukar tangan. Ini merupakan sebagian besar dari total omzet seluruh pasar saham Riyadh yang mencapai 18,5 miliar riyal.
Baca Juga: Marah besar, Arab Saudi ancam akan membanjiri pasar minyak jika...
"Tindakan penetapan harga awal IPO telah memvalidasi tesis kami bahwa Aramco mendiskon harga IPO-nya untuk dibiarkan terbalik dan memungkinkan investor regional mendapat manfaat dari pencatatan saham permata mereka yang berharga," kata Zachary Cefaratti, CEO Dalma Capital yang berbasis di Dubai.