Sumber: Reuters | Editor: Avanty Nurdiana
KONTAN.CO.ID - BERLIN. Produsen alas kaki asal Jerman, Birkenstock, pada Kamis (18/12/2025) memproyeksikan laba tahun fiskal 2026 berada di bawah ekspektasi Wall Street serta pertumbuhan pendapatan tahunan yang lebih rendah dibandingkan dua tahun sebelumnya. Prospek tersebut dipengaruhi tarif impor Amerika Serikat yang menekan margin, serta belanja konsumen yang lebih berhati-hati sehingga melemahkan permintaan sandal dan clog andalannya.
Saham Birkenstock turun hampir 5% pada perdagangan awal setelah perusahaan memperingatkan bahwa tarif impor AS akan memangkas margin laba kotor tahunan sekitar 100 basis poin. Birkenstock, yang dikenal dengan sandal premium “Arizona” dan clog “Boston”, menjadi salah satu dari banyak perusahaan konsumer global yang terdampak kebijakan tarif luas AS, yang juga mendorong kenaikan harga berbagai barang impor bagi konsumen.
Baca Juga: Birkenstock Proyeksikan Laba Cuma Di Kisaran € 1,90-€ 2,05, Di Bawah Proyeksi Analis
Pemerintahan Presiden Donald Trump sebelumnya memberlakukan tarif impor sebesar 15% terhadap sebagian besar barang dari Uni Eropa, berdasarkan kesepakatan dengan blok beranggotakan 27 negara tersebut pada Juli lalu.
“Pada 2026, kami memperkirakan dampak tarif terhadap COGS (biaya pokok penjualan) akan lebih besar dibandingkan 2025,” ujar Chief Financial Officer Birkenstock, Ivica Krolo, dalam konferensi pasca-laporan keuangan.
Ia menambahkan, perusahaan mampu mengimbangi sebagian besar dampak tarif pada 2025 melalui kenaikan harga yang terarah, serta diuntungkan oleh pengiriman sebagian besar produk sebelum kenaikan tarif diberlakukan.
Birkenstock memproduksi mayoritas produknya di Jerman dan berfokus pada strategi seperti penyesuaian harga serta peningkatan efisiensi manufaktur untuk menekan dampak tarif.
Perusahaan memperkirakan margin laba kotor tahun fiskal 2026 berada di kisaran 57% hingga 57,5%, turun dari 59,1% pada 2025. Laba per saham (EPS) yang disesuaikan diproyeksikan berada di rentang 1,90 hingga 2,05 euro, lebih rendah dari ekspektasi pasar sebesar 2,08 euro, berdasarkan data LSEG.
Birkenstock juga memproyeksikan pertumbuhan pendapatan tahunan sebesar 13% hingga 15% (di luar pengaruh nilai tukar), lebih rendah dibandingkan tahun fiskal 2024 dan 2025.
“Ini tampaknya lebih merupakan kekurangan ekspektasi yang dipicu faktor eksternal, bukan masalah fundamental bisnis,” kata analis Guggenheim Securities, Simeon Siegel.
Untuk mendukung pertumbuhan jangka panjang, Birkenstock terus memperluas jaringan ritel serta meluncurkan koleksi baru dan edisi musiman guna menarik konsumen muda berpenghasilan tinggi. Sepanjang tahun ini, perusahaan telah membuka 30 gerai dan menargetkan pembukaan sekitar 40 toko baru secara global pada tahun fiskal 2026.
Pada kuartal keempat, Birkenstock membukukan pendapatan sebesar 526,3 juta euro (US$616,88 juta), sedikit di atas perkiraan rata-rata analis sebesar 522,6 juta euro.













