Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tri Adi
Paling anyar, Black membentuk fund di tahun 2014. Ini adalah Apollo Investment Fund ke VIII dengan investasi US$ 18,4 miliar.
Perjalanan karier Black dalam membangun Apollo membuat pria ini menjadi investor yang paling aktif. Setelah tahun 2005, suami dari Debra Black memang cukup rajin menelurkan fund anyar.
Nah, saat ini Black mengakui dirinya memang lebih fokus membuat investasi baru ketimbang menjual hasil investasinya. The Wall Street Journal menulis, hal ini berbeda dengan apa yang dikatakan Black tiga tahun lalu.
Kala itu, Black lebih suka untuk menjual investasi yang ia miliki. Dia memiliki prinsip jual apa yang bisa dijual. Kalimat ini bahkan menjadi ciri khas Black.
Malah prinsip ini menjadi pedoman para pelaku bisnis private equity yang pada masa itu penjualan perusahaan mempunyai nilai investasi tinggi.
Perubahan sikap Black ini mungkin bisa menjadi tanda kalau kondisi pasar saat ini memang lagi kurang cocok untuk berinvestasi lewat penjualan perusahaan. "Sekarang, lebih baik menanam dan membangun nilai investasi," kata dia kepada The Wall Street Journal.
Meski sudah bergelimang harta dan menjadi miliarder dari berbisnis private equity, ayah dari empat orang ini tak lupa daratan. Seperti juga miliarder lain, Black gemar beramal. Ia pernah mendonasikan dana US$ 40 juta ke sebuah lembaga riset yang fokus pada penyembuhan penyakit Melanoma. Ia memang sempat mengidap penyakit tersebut, sejenis kanker yang menyebar di bagian kulit.
Black juga memiliki ketertarikan di bidang seni. Dia rela merogoh kocek hingga US$ 120 juta untuk membeli lukisan karya Edvard Much berjudul The Scream. Selain itu, artnews.com menuliskan, pada tahun lalu, Black membeli satu set buku kuno Babylonian Talmud senilai US$ 9 juta. Buku kuno tersebut merupakan karya sastra asal Ibrani.
Black membeli naskah kuno itu pada acara lelang Sotheby's di New York. Black yang gemar membaca buku merasa pembelian dengan harga mahal tersebut sangat wajar. Bagi dia, membaca itu seperti makan jadi sudah menjadi sebuah kebutuhan.
(Selesai)