Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - LONDON. Para penambang Bitcoin China sekarang mengendalikan dua pertiga dari kekuatan pemrosesan jaringan mata uang kripto tersebut.
Laporan CoinShares, manajer aset digital berbasis di London, yang rilis Rabu (11/12), menunjukkan, penambang China mengendalikan 66% hashrate global, ukuran kekuatan komputer yang terhubung ke jaringan Bitcoin yang menentukan kemampuan mereka untuk menghasilkan koin baru.
Itu berarti, pangsa hashrate China naik dari posisi Juni lalu sebesar 60%. Ini merupakan pangsa tertinggi yang CoinShares catat sejak mulai melacak hashrate hampir dua tahun lalu.
Baca Juga: Waduh, kerugian akibat kejahatan mata uang kripto melonjak 150%
"Mungkin karena penyebaran yang lebih besar dari peralatan penambangan yang lebih maju," kata Chris Bendkisen, Head of Research CoinShares, seperti dikutip Reuters.
Perusahaan Tiongkok, seperti Bitmain dan MicroBT, adalah salah satu produsen alat penambangan Bitcoin terbesar di dunia. Produsen lainnya, Canaan menggelar penawaran umum perdana (IPO) pada November lalu dan meraup dana US$ 90 juta.
Dengan harga Bitcoin saat ini sekitar US$ 7.200, para penambang menghasilkan mata uang kripto tersebut total mencapai US$ 4,7 miliar setiap tahun.
Baca Juga: China Beri Peringatan, Harga Bitcoin Sentuh Level Terendah Enam Bulan
"Ini bermanfaat bagi industri pertambangan China," ujar Bendiksen. "Jika Anda adalah orang pertama yang meningkatkan proporsi hashrate Anda, dan Anda bisa melakukannya sebelum pesaing Anda, itu umumnya hasilnya baik".
Penambang Bitcoin menggunakan sejumlah besar daya komputasi saat mereka bertarung melawan orang lain untuk menyelesaikan persamaan matematika yang rumit demi mendapatkan koin baru.
Semakin tinggi hashrate, semakin banyak kekuatan yang penambang butuhkan untuk menghasilkan Bitcoin. Dan, penambangan menjadi lebih sulit.
Baca Juga: Harga Bitcoin jatuh pasca dakwaan pemilik situs porno anak terbesar dibuka
Jaringan hashrate melonjak 80% sejak Juni lalu. Menurut CoinShares yang mengelola sekitar US$ 600 juta aset digital, sebagian karena profitabilitas yang tinggi dari penambang dan mesin yang lebih kuat.
Info saja, setelah mempertimbangkan untuk melarang penambangan kripto, China bulan lalu mengindikasikan tidak akan melakukannya. Beberapa analis menafsirkan langkah tersebut sebagai indikasi toleransi Beijing atas sektor ini.
Pusat penambangan crypto yang paling signifikan adalah di Provinsi Yunnan dan Sichuan, China. CoinShares mengatakan, Sichuan menyumbang lebih dari setengah hashrate global. Pusat-pusat penambangan lain tersebar dari Amerika Serikat, Rusia, dan Kazakhstan.
Baca Juga: Harga bitcoin berpeluang sentuh US$ 20.000 hingga akhir 2019, ini syaratnya
Cuma, CoinShares memperkirakan, pangsa hashrate China untuk Bitcoin mungkin jatuh karena lebih banyak generasi buatan Tiongkok berikutnya masuk ke pasar kripto lain.