Reporter: Barratut Taqiyyah, Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
SINGAPURA. Goldman Sachs Group Inc menaikkan prediksi harga minyaknya. Goldman beralasan, OPEC tidak akan mampu menyuplai tambahan minyak jika terjadi pemangkasan produksi lagi di Libya dan negara lain.
Dalam laporan hasil riset yang dirilis kemarin, Goldman meramal, harga rata-rata minyak acuan di London pada kuartal dua ini diperkirakan berada di posisi US$ 105 sebarel. Angka tersebut naik US$ 4,50 dari estimasi Goldman sebelumnya.
Goldman juga menaikkan prediksi harga minyak di New York dengan angka yang sama menjadi US$ 99 per barel.
"Resiko terbesar adalah melorotnya jumlah suplai minyak tidak dapat diimbangi dengan penambahan suplai oleh OPEC," jelas tim riset Goldman yang dipimpin oleh David Greely di New York.
Asal tahu saja, kontrak harga minyak sudah melonjak 23% di NYMEX sejak protes anti pemerintahan di Libya dimulai pada 15 Febuari lalu. Hari ini, kontrak harga minyak ditransaksikan di kisaran US$ 104 sebarel. Sedangkan harga minyaj jenis Brent di ICE Futures Europe Exchange diperdagangkan di bawah US$ 114.