kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.946.000   -2.000   -0,10%
  • USD/IDR 16.407   -125,00   -0,76%
  • IDX 7.513   -24,87   -0,33%
  • KOMPAS100 1.057   -2,44   -0,23%
  • LQ45 792   -4,39   -0,55%
  • ISSI 255   -0,97   -0,38%
  • IDX30 413   0,98   0,24%
  • IDXHIDIV20 469   1,26   0,27%
  • IDX80 119   -0,45   -0,38%
  • IDXV30 122   0,28   0,23%
  • IDXQ30 131   0,47   0,36%

Goldman Sachs Pertahankan Proyeksi Harga Minyak Brent


Senin, 04 Agustus 2025 / 11:08 WIB
Goldman Sachs Pertahankan Proyeksi Harga Minyak Brent
ILUSTRASI. Goldman Sachs tetap mempertahankan proyeksi harga minyak Brent dengan rata-rata US$ 64 per barel pada kuartal IV-2025 dan US$ 56 pada 2026. REUTERS/Todd Korol


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID. Goldman Sachs tetap mempertahankan proyeksi harga minyak Brent dengan rata-rata US$ 64 per barel pada kuartal IV-2025 dan US$ 56 pada 2026.

Namun, bank investasi asal AS tersebut memperingatkan bahwa sejumlah perkembangan terbaru meningkatkan risiko terhadap proyeksi dasar tersebut.

"Dorongan tekanan terhadap pasokan minyak dari Rusia dan Iran yang terkena sanksi menjadi risiko kenaikan terhadap proyeksi harga kami, terutama di tengah pemulihan kapasitas cadangan global yang lebih cepat dari perkiraan," tulis Goldman dalam catatan riset tertanggal 3 Agustus.

Baca Juga: OPEC+ Naikkan Produksi, Harga Minyak Tertekan: Brent ke US$ 69,27 Senin (4/8) Pagi

Meski demikian, Goldman juga menggarisbawahi adanya risiko penurunan terhadap proyeksi pertumbuhan permintaan tahunan rata-rata sebesar 800.000 barel per hari pada 2025–2026.

Faktor penyebabnya antara lain kenaikan tarif impor AS, ancaman tarif tambahan sekunder, serta lemahnya data aktivitas ekonomi AS.

Data ekonomi yang lebih lemah "mengindikasikan bahwa ekonomi AS kini tumbuh di bawah potensinya," ungkap Goldman.

Kondisi ini menurut ekonom mereka meningkatkan kemungkinan terjadinya resesi dalam 12 bulan ke depan.

Baca Juga: Sentimen Negatif AS Bayangi Bursa Asia Senin (4/8), Harga Minyak dan Dolar Melemah

Sementara itu, Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya seperti Rusia (OPEC+) pada Minggu menyepakati peningkatan produksi minyak sebesar 547.000 barel per hari untuk September.

Kenaikan ini merupakan bagian dari strategi percepatan produksi demi merebut kembali pangsa pasar.

"Meski kebijakan OPEC+ bersifat fleksibel, kami berasumsi kuota produksi akan tetap tidak berubah setelah September, seiring dengan ekspektasi peningkatan stok komersial OECD dan berakhirnya dukungan musiman terhadap permintaan," lanjut Goldman.

Pada pukul 08.15 WIB, harga minyak Brent diperdagangkan di level US$ 69,27 per barel, sementara minyak West Texas Intermediate (WTI) berada di posisi US$ 66,96 per barel.

"Kami melihat risiko gangguan besar terhadap pasokan Rusia tetap terbatas, mengingat tingginya volume impor Rusia, potensi diskon harga yang lebih dalam untuk mempertahankan permintaan, serta tingginya minat pembeli utama seperti China dan India," tulis analis Goldman Sachs.

Baca Juga: OPEC+ Akan Menambah Produksi Minyak Mulai September 2025

Namun demikian, sejumlah sumber industri menyebutkan bahwa kilang milik negara India telah menghentikan pembelian minyak Rusia dalam sepekan terakhir karena diskon yang makin menipis dan peringatan dari Presiden AS Donald Trump agar negara-negara tidak membeli minyak dari Moskow.

Selanjutnya: Chelsea Resmi Rekrut Bek Muda Ajax Jorrel Hato Senilai Rp805 Miliar

Menarik Dibaca: RUPSLB, Ini Jajaran Direksi dan Komisaris Bank Mandiri Terbaru!




TERBARU

[X]
×