Reporter: Umar Tusin | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan akan mengusulkan paket bantuan ekonomi, termasuk kemungkinan pemotongan pajak penghasilan dan langkah-langkah lain untuk membantu pekerja yang dibayar per jam. Hal tersebut dilakukan untuk mengurangi dampak negatif dari wabah virus corona.
Setelah bertemu dengan anggota parlemen dari partai Republik pada hari Selasa waktu setempat, Trump mengatakan akan menginformasikan kebijakan yang bertujuan untuk membantu beberapa aspek yang terpukul akibat perekonomian.
Baca Juga: Wall Street melompat lebih 3% di tengah harapan adanya stimulus
Dilansir dari Reuters, Menteri Keuangan Amerika Steven Mnuchin mengatakan, langkah-langkah tersebut akan menargetkan kepada para pekerja, karena dianggap kalangan yang paling terpukul selain bisnis kecil.
Mnuchin mengatakan pemerintah berniat untuk menyediakan likuiditas guna menggerakkan masyarakat dan berbagai perusahaan di Amerika. “Ekonomi akan berada dalam kondisi yang sangat baik dalam setahun dari sekarang, dan saat ini tidak seperti sedang krisis," kata Mnuchin.
Pada hari Senin jumlah kasus virus corona di Amerika bertambah menjadi lebih dari 600 orang. Hal tersebut membuat Trump mendapat kecaman atas tindakannya menangani virus corona, terutama karena ucapannya sering bertentangan dengan otoritas kesehatan negara tersebut.
Di Uni Eropa, pengawas perbankan Uni Eropa mengatakan mereka akan tetap fokus untuk memastikan perbankan dapat melanjutkan kegiatan dan terus berbicara mengenai langkah apa yang harus diambil.
Baca Juga: Izinkan Huawei bangun jaringan 5G, Boris Johnson kini terjepit
"Fokus kami saat ini adalah pada rencana kontinjensi bank dan kemampuan mereka untuk memastikan kelangsungan bisnis,” kata juru bicara Otoritas Perbankan Eropa yang dikutip dari Reuters.
Sementara, Menteri Keuangan Jepang Taro Aso mengatakan, pemerintah Jepang akan menginformasikan mengenai kebijakan selanjutnya, karena melihat kekhawatiran yang terus meningkat akibat ekonomi yang rapuh.
Menurutnya, kebijakan tersebut untuk mengimbangi dampak wabah koronavirus, dengan memprioritaskan dukungan untuk usaha kecil.
Baca Juga: Gara-gara corona, Qantas kurangi penumpang internasional dan tunda beli A350
Untuk membantu mendanai kebijakan yang mencapai 430,8 miliar yen (US$ 4,1 miliar) tersebut, pemerintah Jepang akan memanfaatkan sisa cadangan anggaran fiskal sebesar 270 miliar yen.
Selain dukungan untuk bisnis, kebijakan tersebut juga akan menambah fasilitas medis dan memberikan subsidi kepada orang tua yang harus mengambil cuti karena sekolah tertutup.
“Bantuan akan fokus pada usaha yang akan menghadapi kebutuhan pembiayaan selama dua hingga tiga minggu ke depan,” ujar Aso.
Baca Juga: Jadwal pertandingan Liga Champions pekan ini, misi balas dendam bagi Liverpool