Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - BANGKOK. Harga beras yang diekspor Thailand naik pada pekan ini, didukung kuatnya permintaan dari Indonesia. Sementara lemahnya permintaan membuat harga beras India mendekati level terendah dalam dua bulan.
Mengutip Reuters, Jumat (12/4), harga beras pecah kulit (broken) 5% di Thailand tercatat sebesar US$ 585- US$ 590 per ton, naik dari minggu lalu yang sekitar US$ 570 per ton.
Seorang trader mengatakan, harga beras Thailand naik dari pekan lalu karena adanya permintaan dari Indonesia.
Pedagang lain mengatakan, masih bisa mendapat pasokan baru, sambil menambahkan bahwa harga didukung oleh permintaan dari Indonesia, dimana pembeli mengambil pasokan dari Thailand, Vietnam dan Pakistan.
Baca Juga: Mendag Musnahkan Produk Impor Hasil Post Border Senilai Rp 9,3 Miliar
Eksportir teratas India, varietas pecah kulit 5%, dihargai US$ 540-US$ 548 per ton pada minggu ini.
Harga beras mencapai rekor tertinggi sebesar US$ 560 per ton pada bulan lalu setelah petugas bea cukai mengubah metode penghitungan bea keluar 20%, yang mengakibatkan pungutan lebih tinggi.
“Di pasar lokal, pasokan cukup, namun permintaan dari pembeli Asia dan Afrika melambat dalam beberapa hari terakhir,” kata seorang eksportir yang berbasis di Mumbai.
Eksportir India telah menerima pemberitahuan dari departemen bea cukai yang menuntut pembayaran perbedaan bea atas beras yang diekspor dalam 18 bulan terakhir, kata empat eksportir kepada Reuters.
Beras pecah 5% di Vietnam ditawarkan dengan harga US$ 580 per metrik ton pada hari Kamis, tidak berubah dari minggu lalu, kata para pedagang.
“Namun, harga padi dalam negeri sedikit naik karena pasokan menunjukkan tanda-tanda menyusut, sementara intrusi air asin di beberapa provinsi Delta Mekong mengancam produksi beras di sana,” kata seorang pedagang yang berbasis di Ho Chi Minh City.
Baca Juga: Bulog Akui Belum Optimal Menyerap Beras Dalam Negeri
Ekspor beras Vietnam pada kuartal pertama naik 17,8% dari tahun sebelumnya menjadi 2,18 juta ton, menurut data bea cukai pemerintah.
Sementara itu, harga beras di Bangladesh tetap tinggi meskipun hasil panen bagus dan cadangannya melimpah, sehingga mendorong pemerintah mengizinkan pedagang swasta mengimpor hampir 100.000 ton beras untuk mengendalikan harga.