Reporter: Khomarul Hidayat | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - LONDON. Harga bitcoin mematahkan rekor lagi, Jumat akhir pekan lalu dan menembus level US$ 6.000 atau sekitar Rp 81 juta per bitcoin. Kendati bergerak fluktuatif, harga mata uang virtual tersebut diyakini masih berpeluang mencatatkan rekor harga baru lagi.
Survei online yang dilakukan CNBC selama sepekan menyebutkan, hampir separuh responden meyakini harga bitcoin bisa menuju level US$ 10.000.
Sebanyak 49% dari 23.118 responden yang mengikuti survei online tersebut yang memprediksi harga bitcoin bisa menggapai US$ 10.000. Lantaran hanya survei online, CNBC menyebutkan surveinya tersebut tidak ilmiah.
Hanya saja, para pelaku pasar juga melihat peluang tersebut. Mantan manajer hedge fund Michael Novogratz mengatakan kepada CNBC, harga bitcoin akan menuju US$ 10.000 dalam enam bulan sampai 10 bulan ke depan.
Namun yang juga menarik dari survei tersebut, sebanyak 35% responden survei online itu sepakat dengan pandangan Chief Executive Officer (CEO) JPMorgan Jamie Dimon yang menyatakan bahwa investasi bitcoin sebagai bentuk kecurangan alias fraud.
Dimon memang sangat kritis terhadap bitcoin. "Jika Anda cukup bodoh untuk membelinya, Anda akan membayar mahal harganya untuk itu suatu hari nanti," kata Dimon.
Lalu sekitar 16% responden memperkirakan harga bitcoin akan berada direntang US$ 6.000 hingga US$ 8.000.
Mata uang kripto bitcoin telah memberikan keuntungan lebih dari 500% di sepanjang tahun ini, jauh lebih tinggi ketimbang aset-aset lain yang dapat diperdagangkan di pasar keuangan. Cuma, pergerakan bitcoin sangat volatile.
Meningkatnya minat investor institusional, peraturan yang menguntungkan di beberapa pasar seperti Jepang, telah membantu meningkatkan harga bitcoin.