Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Harga Bitcoin terjun cukup dalam pada hari Jumat (22/1). Catatan ini diprediksi bisa mendorong penurunan mingguan terburuk sejak Maret 2020 lalu.
Dilansir dari Reuters, harga Bitcoin turun lebih dari 5% ke level terendah dalam tiga minggu menjadi US$ 28.800 di Asia, sebelum kembali stabil di angka US$ 30.000.
Dalam sepekan terakhir, nilai Bitcoin telah hilang hingga 15%, penurunan terbesar sejak penurunan 33% di bulan Maret tahun lalu.
BitMEX Research dalam postingannya di Twitter menunjukkan bahwa penurunan nilai pada Bitcoin telah menurunkan kepercayaan pembeli dan bisa mendorong ke penurunan yang lebih parah.
Meskipun demikan, peneliti dari BitMEX meyakinkan bahwa ke depannya perbaikan momentum masih sangat mungkin terjadi. "Khalayak mungkin telah melihat ini dan berpikir itu terdengar menakutkan dan mengejutkan, dan berpikir bahwa ini saatnya untuk menjual," ungkap Kyle Rodda, seorang analis di IG Markets di Melbourne.
Baca Juga: Analis rekomendasikan beli Bitcoin saat harga di bawah US$ 35.000
Harga Bitcoin saat ini sekitar 30% lebih rendah dari rekor tertinggi yang dicapai dua pekan lalu di angka US$ 42.000. Bitcoin diduga kehilangan kekuatannya di tengah meningkatnya kekhawatiran bahwa bitcoin mulai dilirik untuk dikenakan regulasi yang lebih ketat.
Dalam sidang Senat AS hari Selasa (19/1), Kepala Departemen Keuangan AS Janet Yellen, menyatakan kekhawatiran bahwa cryptocurrency dapat digunakan untuk membiayai aktivitas ilegal.
Pernyataan tersebut muncul setelah Presiden Bank Sentral Eropa Christine Lagarde menyerukan adanya regulasi global untuk penggunaan bitcoin.
Tidak hanya bitcoin, ethereum sebagai cryptocurrency terbesar kedua di dunia juga turun ke level terendah pekan ini, di US$ 1.041,22. Beruntung kini ethereum mulai membaik si sekitar US$ 1.144.