Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Lonjakan Pembelian oleh Bank Sentral Negara Berkembang
Sejak pembekuan cadangan devisa Rusia pada 2022, bank sentral di negara berkembang telah meningkatkan pembelian emas sekitar lima kali lipat.
“Kami memandang ini sebagai pergeseran struktural dalam perilaku manajemen cadangan, dan tidak mengharapkan adanya pembalikan dalam waktu dekat,” tulis Thomas.
Dia menambahkan, dasar proyeksi Goldman Sachs mengasumsikan bahwa tren akumulasi sektor resmi ini akan berlanjut selama tiga tahun ke depan.
Thomas menambahkan bahwa bank sentral negara berkembang masih kekurangan porsi emas dibandingkan negara maju.
Sebagai contoh, China hanya memegang kurang dari 10% cadangannya dalam bentuk emas, dibandingkan sekitar 70% untuk AS, Jerman, Prancis, dan Italia.
Survei Bank Sentral Mendukung Pandangan Ini
Data survei terbaru dari World Gold Council menunjukkan bahwa:
95% bank sentral yang disurvei memperkirakan cadangan emas global akan meningkat dalam 12 bulan ke depan.
43% di antaranya berencana menambah cadangan emas mereka sendiri — angka tertinggi sejak survei dimulai pada 2018.
Tidak ada satu pun bank sentral yang berencana mengurangi kepemilikan emasnya.
Tonton: Harga Emas Antam Menghijau Hari Ini (4 Oktober 2025)
Harga Bisa Lebih Tinggi dari Perkiraan
Di pasar derivatif, investor besar seperti hedge fund juga menunjukkan optimisme tinggi terhadap emas.
Jumlah posisi beli bersih (net long) emas di bursa COMEX kini berada di persentil ke-73 sejak 2014, menandakan banyak spekulan bertaruh bahwa harga emas akan terus naik.
“Kami melihat risiko yang lebih besar bahwa harga emas justru akan melampaui prediksi kami daripada meleset di bawahnya,” tulis Thomas.
Namun, ia menambahkan, peningkatan posisi beli ini juga bisa memicu “penurunan taktis sementara” karena posisi spekulan cenderung kembali ke rata-rata dari waktu ke waktu.