Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Harga emas turun lebih dari 1% pada Selasa (2/12/2025) karena investor melakukan aksi ambil untung setelah harga mencapai level tertinggi enam pekan pada sesi sebelumnya.
Pasar kini menantikan rilis data ekonomi Amerika Serikat menjelang rapat kebijakan Federal Reserve pekan depan.
Melansir Reuters, harga emas spot melemah 1,1% menjadi US$4.186,89 per ons troi pada pukul 13.43 ET (18.43 GMT).
Kontrak berjangka emas AS untuk pengiriman Februari ditutup turun 1,3% di US$4.220,80 per ounce.
Baca Juga: Harga Minyak Ditutup Turun 1% Selasa (2/12): Harapan Damai Rusia-Ukraina Meredup
“Ini kemungkinan hanya aksi ambil untung… Fokus utama pasar belakangan adalah ekspektasi pemangkasan suku bunga, dan itu masih cukup stabil,” ujar Peter Grant, Wakil Presiden sekaligus Senior Metals Strategist di Zaner Metals.
“Kita berada dalam pola konsolidasi yang pada akhirnya akan mengarah pada reli ke atas, dan saya masih melihat peluang emas mencapai US$5.000 pada awal tahun depan,” tambahnya.
Data terbaru yang menunjukkan perlambatan ekonomi AS secara bertahap, ditambah sinyal dovish dari para pejabat The Fed, memperkuat ekspektasi pasar terhadap pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan bank sentral AS pekan depan.
Para pelaku pasar kini memperkirakan peluang pemangkasan itu mencapai 89%.
Investor juga menunggu laporan ketenagakerjaan ADP untuk November yang dirilis Rabu, serta indeks Personal Consumption Expenditures (PCE) bulan September yang sempat tertunda dan akan dirilis Jumat, indikator inflasi pilihan The Fed.
Baca Juga: China Murka! Jepang Berencana Kirim Rudal Canggih ke Filipina
Suku bunga yang lebih rendah biasanya menguntungkan emas karena tidak memberikan imbal hasil.
Menurut World Gold Council, bank sentral dunia membeli 53 ton emas sepanjang Oktober, naik 36% secara bulanan dan menjadi permintaan bersih bulanan terbesar sejak awal 2025.
Sementara itu, harga perak terkoreksi tipis 0,1% menjadi US$57,90 per ons troi, setelah menyentuh rekor US$58,83 pada Senin. Sepanjang tahun, harga perak telah melonjak lebih dari 100%.
“Tidak ada pemicu baru untuk lonjakan harga perak baru-baru ini. Namun faktor-faktor yang sudah diketahui masih berlaku, terutama pasokan yang ketat yang tercermin dari rendahnya stok di bursa Shanghai,” tulis Commerzbank dalam catatannya.
Baca Juga: Peringatan Terakhir Warren Buffett Sebelum Pensiun: Badai 2026 Mungkin Segera Datang
Bank tersebut memproyeksikan harga perak dapat naik lebih lanjut secara moderat ke US$59 tahun depan.
Untuk logam mulia lainnya, platinum turun 2% menjadi US$1.624,90, sedangkan palladium naik 2,3% menjadi US$1.456,86.













