Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Harga minyak turun sekitar 1% pada Selasa (2/12/2025) karena pasar menimbang memudarnya harapan perdamaian Rusia-Ukraina di tengah kecemasan akan kelebihan pasokan global.
Melansir Reuters, harga minyak Brent ditutup melemah 72 sen atau 1,14% menjadi US$62,45 per barel, sementara West Texas Intermediate (WTI) turun 68 sen atau 1,15% ke US$58,64 per barel.
Kedua harga acuan tersebut sebelumnya naik lebih dari 1% pada Senin (1/12/2025).
Baca Juga: Ketegangan Memuncak: Mengapa AS Siap Menyerang Venezuela?
Fokus investor kini tertuju pada pembicaraan perdamaian Rusia-Ukraina, setelah Presiden Rusia Vladimir Putin bertemu utusan khusus Presiden AS Donald Trump, Steve Witkoff, serta menantu Trump, Jared Kushner, di Kremlin pada Selasa.
“Harga minyak tertahan karena ekspektasi terobosan dalam pembicaraan damai Ukraina yang berpotensi melonggarkan pembatasan atas pasokan Rusia. Namun harapan itu kemungkinan pupus, dan pasar bisa menghadapi lebih banyak risiko gangguan pasokan,” kata Clayton Seigle, Senior Fellow di Center for Strategic and International Studies (CSIS).
Retorika Rusia Bikin Pasar Gelisah
Menjelang pertemuan tersebut, Putin memperingatkan negara-negara Eropa bahwa jika mereka memulai perang dengan Rusia, Moskow siap bertempur.
Ia juga mengancam akan memutus akses Ukraina ke laut sebagai respons atas serangan drone terhadap kapal tanker dalam “shadow fleet” Rusia di Laut Hitam.
Baca Juga: Peringatan Terakhir Warren Buffett Sebelum Pensiun: Badai 2026 Mungkin Segera Datang
Putin dijadwalkan memulai kunjungan dua hari ke India pada Kamis, dengan agenda menawarkan lebih banyak penjualan minyak, sistem rudal, dan jet tempur demi memulihkan hubungan energi dan pertahanan yang tergerus akibat tekanan AS terhadap New Delhi.
“Retorika yang campur aduk ini membuat harga minyak sempat bergejolak. Awalnya pasar melihat keyakinan bahwa Rusia akan terus memasok minyak ke India,” kata Phil Flynn, analis senior di Price Futures Group.
“Namun komentar Putin mengindikasikan kesepakatan damai mungkin tidak sedekat yang diharapkan pasar.”
Kelebihan Pasokan vs Risiko Gangguan Produksi
Kekhawatiran oversupply yang menekan harga akhir-akhir ini sebagian diimbangi oleh: serangan terhadap infrastruktur energi Rusia pada akhir pekan, meningkatnya ketegangan AS–Venezuela, dan gangguan pengiriman minyak di Laut Hitam.
Pada Senin, Caspian Pipeline Consortium menyatakan telah melanjutkan pengiriman minyak dari salah satu titik tambat di terminal Laut Hitam setelah serangan drone Ukraina pada Sabtu.
Baca Juga: Bukan Saham atau Deposito, Robert Kiyosaki Sarankan Beli Ini Sebelum Terlambat
Sementara itu, sebuah tanker berbendera Rusia yang mengangkut minyak bunga matahari melaporkan serangan drone di lepas pantai Turki pada Selasa.
Ketidakpastian juga muncul setelah Trump mengatakan selama akhir pekan bahwa wilayah udara di atas dan sekitar Venezuela “harus dianggap tertutup”, memicu kekhawatiran baru mengingat Venezuela merupakan produsen minyak besar.
Sementara itu, OPEC+ pada Minggu sepakat mempertahankan level produksi untuk kuartal pertama 2026, ketika kelompok tersebut menahan diri dari upaya agresif merebut kembali pangsa pasar di tengah kekhawatiran akan potensi kelebihan pasokan global.













