Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Harga minyak turun pada Selasa (18/11/2025) seiring meredanya kekhawatiran pasokan setelah aktivitas bongkar muat di pelabuhan ekspor Rusia kembali normal, yang sempat terhenti akibat serangan drone dan rudal Ukraina.
Para trader juga terus menilai dampak sanksi Barat terhadap aliran minyak Rusia.
Melansir Reuters, minyak mentah Brent turun 28 sen atau 0,4% menjadi US$63,92 per barel. Sedangkan, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) melemah 26 sen atau 0,4% ke US$59,65 per barel.
Baca Juga: Terungkap: Negara dengan Cadangan Emas Terbesar dan Apa Artinya bagi Ekonomi Dunia
Pelabuhan Novorossiysk di Rusia kembali melakukan bongkar muat minyak pada Minggu, setelah dua hari terhenti akibat serangan rudal dan drone Ukraina, menurut dua sumber industri dan data LSEG.
"Minyak diperdagangkan sedikit lebih rendah karena laporan menunjukkan bongkar muat kembali dilakukan lebih cepat dari perkiraan di Novorossiysk," tulis analis IG Tony Sycamore dalam catatannya.
Sebelumnya, ekspor dari Novorossiysk dan terminal Caspian Pipeline Consortium terhenti pada Jumat, mewakili sekitar 2,2 juta barel per hari atau 2% dari pasokan global, yang mendorong harga minyak naik lebih dari 2% pada hari itu.
Kini, perhatian trader beralih ke dampak jangka panjang sanksi Barat terhadap aliran minyak Rusia.
Departemen Keuangan AS menyebut sanksi yang dijatuhkan pada Oktober kepada Rosneft dan Lukoil telah menekan pendapatan minyak Moskow dan diperkirakan akan membatasi volume ekspor Rusia dari waktu ke waktu.
"Minyak Rusia mulai diperdagangkan dengan diskon signifikan dibandingkan tolok ukur global," tulis ANZ dalam catatannya.
Baca Juga: Yen Terlemah 9 Bulan Selasa (18/11) Pagi: Jepang Waspada, The Fed Tunda Pangkas Bunga
Seorang pejabat senior Gedung Putih menyatakan Presiden AS Donald Trump bersedia menandatangani legislasi sanksi terhadap Rusia selama ia tetap memegang wewenang akhir atas implementasinya.
Trump menambahkan, RUU yang tengah disiapkan Partai Republik bisa mengenakan sanksi terhadap negara yang berbisnis dengan Rusia, termasuk kemungkinan Iran.
Perkiraan ke depan: Goldman Sachs memperkirakan harga minyak akan cenderung turun hingga 2026 akibat gelombang pasokan yang besar, menjaga pasar tetap surplus.
Namun, Brent berpotensi naik di atas US$70 per barel pada 2026/2027 jika produksi Rusia turun lebih tajam.













