Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Harga minyak dunia bergerak naik tipis pada perdagangan Kamis (4/12/2025), setelah serangan Ukraina terhadap infrastruktur minyak Rusia memicu kekhawatiran gangguan pasokan.
Sementara pembicaraan damai yang kembali menemui jalan buntu menekan ekspektasi pemulihan aliran minyak Rusia ke pasar global.
Melansir Reuters pukul 01.02 GMT, minyak mentah Brent naik 14 sen (0,22%) menjadi US$62,81 per barel, sedangkan West Texas Intermediate (WTI) menguat 16 sen (0,27%) ke posisi US$59,11 per barel.
Baca Juga: Yield Obligasi Jepang Tenor 30 Tahun Sentuh Rekor Tertinggi Menjelang Lelang Besar
Ukraina dilaporkan menyerang pipa minyak Druzhba di wilayah Tambov, Rusia—serangan kelima terhadap jalur pipa yang menyalurkan minyak Rusia ke Hungaria dan Slovakia.
Meski demikian, operator pipa dan perusahaan minyak-gas Hungaria menyatakan pasokan masih berjalan normal.
Dari sisi geopolitik, harga minyak mendapat sedikit dukungan setelah perwakilan Presiden AS Donald Trump gagal mencatatkan terobosan dalam perundingan damai dengan Kremlin.
Trump mengatakan belum jelas bagaimana proses perdamaian akan berlanjut. Sebelumnya, harapan akan berakhirnya perang sempat menekan harga minyak karena dinilai berpotensi membuka kembali akses minyak Rusia ke pasar global yang sudah kelebihan pasokan.
Baca Juga: AS Perketat Pemeriksaan Visa H-1B, Fokus pada Riwayat “Sensor” dan Moderasi Konten
“Meski ada kenaikan harga, kekhawatiran kelebihan pasokan dan lemahnya permintaan masih menjadi penahan utama bagi pasar minyak,” ujar analis IG Markets, Tony Sycamore.
Dalam laporan terbarunya, Fitch Ratings memangkas asumsi harga minyak untuk periode 2025–2027, mencerminkan kondisi pasar yang masih dibayangi oversupply serta proyeksi pertumbuhan produksi yang lebih cepat dibandingkan permintaan.













