Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - SINGAPURA/NEW DELHI. Harga minyak dunia naik pada perdagangan Senin (22/9/2025) seiring meningkatnya ketegangan geopolitik di Eropa dan Timur Tengah.
Namun, prospek peningkatan pasokan serta kekhawatiran dampak tarif perdagangan terhadap permintaan global masih membatasi kenaikan.
Harga minyak mentah Brent naik 45 sen atau 0,67% menjadi US$ 67,13 per barel pada pukul 07.01 Waktu setempat.
Sementara itu, kontrak minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk Oktober naik 47 sen atau 0,75% ke level US$ 63,15 per barel. Kontrak WTI November, yang lebih aktif diperdagangkan, naik 43 sen atau 0,69% ke US$ 62,83 per barel.
Baca Juga: Harga Minyak Naik Senin (22/9) Siang: Brent ke US$67,13 dan WTI ke US$63,15
Kenaikan harga dipicu laporan akhir pekan lalu mengenai ancaman Rusia di perbatasan Polandia.
Militer Polandia dan sekutu NATO dikerahkan pada Sabtu (20/9) setelah Rusia melancarkan serangan udara ke wilayah barat Ukraina yang berbatasan langsung dengan Polandia.
Sebelumnya, tiga jet tempur Rusia juga sempat melanggar wilayah udara Estonia, anggota NATO, selama 12 menit pada Jumat (19/9).
Pelanggaran lain terjadi pada Minggu (21/9) ketika pesawat militer Rusia memasuki ruang udara netral di atas Laut Baltik. Dewan Keamanan PBB dijadwalkan membahas tuduhan Estonia tersebut pada Senin ini.
Situasi semakin tegang setelah Ukraina meningkatkan serangan drone ke infrastruktur energi Rusia, sementara Presiden AS Donald Trump mendesak Uni Eropa menghentikan pembelian minyak dan gas Rusia.
Baca Juga: Harga Minyak Menguat Seiring Meningkatnya Ketegangan di Eropa dan Timur Tengah
Dari kawasan Timur Tengah, ketidakstabilan meningkat setelah empat negara Barat resmi mengakui negara Palestina. Israel menanggapi langkah itu dengan keras, memicu kekhawatiran tambahan di kawasan produsen minyak utama dunia.
Meski demikian, faktor pasokan tetap menjadi perhatian pasar. Irak meningkatkan ekspor minyak setelah secara bertahap mengakhiri pengurangan produksi sukarela dalam kerangka kesepakatan OPEC+.
Ekspor minyak Irak mencapai rata-rata 3,38 juta barel per hari pada Agustus, dan diperkirakan naik menjadi 3,4 hingga 3,45 juta barel per hari pada September.
Analis energi Tim Evans menyebut peningkatan persediaan minyak selama enam bulan terakhir menandakan pasokan masih melampaui permintaan.
Baca Juga: Harga Minyak Mentah Diproyeksi Menguat, Ini Sentimen Pendorongnya
Penimbunan cadangan strategis oleh China dan AS memang sempat menyerap kelebihan pasokan, namun tambahan inventori tersebut tetap menekan potensi kenaikan harga dalam jangka pendek dan memperbesar risiko penurunan harga.