kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Harga minyak turun akibat AS menambah jumlah rig


Senin, 04 Desember 2017 / 09:06 WIB
Harga minyak turun akibat AS menambah jumlah rig


Sumber: Reuters | Editor: Hasbi Maulana

KONTAN.CO.ID - TOKYO. Harga minyak turun hari ini setelah pengebor shale AS menambahkan lebih banyak rig, pekan lalu. Meski begitu harga tidak bergerak jauh dari titik tertinggi sejak pertengahan 2015. Perpanjangan masa pemangkasan produksi yang disepakati oleh OPEC dan produsen lain membantu mempertahankan harga minyak.

Harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) AS turun 0,3 persen, pada US$ 58,15 per barel. Adapun harga Brent turun di US$ 63,51 per barel.

Pengebor di Amerika Serikat (AS) telah menambahkan dua rig minyak, sehingga jumlah totalnya menjadi 749. Ini merupakan jumlah rig terbanyak selama sejak September 2017 lalu, menurut catatan perusahaan jasa energi Baker Hughes dalam sebuah laporan yang dikutip Reuters.

Jumlah rig AS yang biasa menjadi indikator awal produksi minyak di masa mendatang, meningkat sangat tajam selama setahun terakhir. Tahun lalu baru terdapat 477 rig aktif. Penambahan jumlah rig ini sejalan dengan langkah perusahaan-perusahaan energi di AS mendorong produksi tahun ini.

Para pengebor minyak didorong menambah produksi karena harga minyak mentah mulai pulih dari jatuhnya harga dua tahun. Tren harga yang meningkat ini tak lepas dari strategi Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan beberapa produsen non-OPEC, termasuk Rusia, untuk memotong produksi sejak setahun yang lalu.

Nah, Kamis lalu, negara-negara produsen minyak itu setuju untuk memperpanjang penurunan produksi yang mestinya berakhir Maret 2018 mendatang. Pemangkasan produksi untuk menahan volume di sekitar 1,8 juta barel per hari itu akan berlanjut sampai akhir tahun 2018.

Namun, kali ini, kesepakatan terakhir itu memungkinkan produsen keluar lebih awal jika pasar minyak terlalu panas. Rusia, misalnya, telah menyatakan kekhawatirannya bahwa memperpanjang pemotongan produksi justru mendorong perusahaan energi AS memompa lebih banyak minyak mentah.

Meningkatnya produksi minyak oleh AS memang telah menjadi duri yang membuat perih OPEC. Produksi AS naik menjadi 9,5 juta barel per hari pada bulan September 2017 lalu. Ini merupakan output bulanan tertinggi sejak 9,6 juta barel per hari yang tercapai pada April 2015. Angka itu sekaligus menyamai rekor produksi minyak AS yang tercatat pada tahun 1970 silam.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×