kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.502.000   11.000   0,44%
  • USD/IDR 16.790   33,00   0,20%
  • IDX 8.619   9,80   0,11%
  • KOMPAS100 1.194   5,17   0,43%
  • LQ45 856   2,34   0,27%
  • ISSI 308   0,89   0,29%
  • IDX30 439   0,48   0,11%
  • IDXHIDIV20 512   0,38   0,07%
  • IDX80 134   0,44   0,33%
  • IDXV30 138   -0,14   -0,10%
  • IDXQ30 140   0,27   0,19%

Harga Tembaga Naik Senin (22/12), Antofagasta & Smelter China Sepakati Biaya Olah Nol


Senin, 22 Desember 2025 / 09:41 WIB
Harga Tembaga Naik Senin (22/12), Antofagasta & Smelter China Sepakati Biaya Olah Nol
ILUSTRASI. Tembaga (REUTERS/Fabian Bimmer)


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - Harga tembaga menguat pada perdagangan Senin (22/12/2025) setelah perusahaan tambang asal Chile, Antofagasta, dan sebuah smelter di China mencapai kesepakatan biaya pengolahan dan pemurnian (treatment and refining charges/TC/RC) nol untuk konsentrat tembaga tahun 2026.

Melansir Reuters, kontrak tembaga paling aktif di Shanghai Futures Exchange (SHFE) naik 1,36% menjadi 93.980 yuan per ton.

Sementara itu, harga tembaga acuan kontrak tiga bulan di London Metal Exchange (LME) menguat 0,33% ke level US$11.920,5 per ton.

Baca Juga: Baht Thailand Menguat Tipis Senin (22/12), Saat Pergerakan Mata Uang Asia yang Lesu

Kesepakatan TC/RC nol ini menjadi level terendah yang pernah disepakati dalam negosiasi tahunan pasokan tembaga.

Kondisi tersebut mencerminkan semakin ketatnya pasar konsentrat tembaga secara struktural.

Kesepakatan ini juga menyusul langkah para smelter besar di China yang sepakat memangkas produksi pada 2026 untuk merespons anjloknya biaya pengolahan.

Padahal, sebelumnya asosiasi industri logam non-besi China yang didukung pemerintah sempat menyatakan bahwa biaya pengolahan seharusnya tetap berada di atas nol.

Gangguan pasokan dari sejumlah tambang utama turut memperketat pasar. Beberapa di antaranya adalah tambang Grasberg milik Freeport di Indonesia serta Kamoa-Kakula di Republik Demokratik Kongo.

Baca Juga: KOSPI Melonjak 1,66%, Didorong Saham Produsen Chip dan Kebijakan Pemerintah Korsel

Sepanjang 2025, kondisi ini membuat TC/RC spot berada di bawah nol, sehingga smelter harus membayar biaya tambahan kepada perusahaan tambang.

Di sisi lain, Bank Sentral China pada Senin tetap mempertahankan suku bunga acuan Loan Prime Rate (LPR) sesuai ekspektasi pasar, tanpa memberikan sentimen tambahan yang signifikan bagi pasar logam.

Untuk logam dasar lainnya di SHFE, harga nikel naik untuk hari keempat berturut-turut, melonjak 2,48% ke 118.860 yuan per ton, setelah sempat menyentuh level tertinggi lebih dari satu bulan. Di LME, harga nikel turut menguat 1,13% menjadi US$14.970 per ton.

Penguatan harga nikel didukung oleh pernyataan asosiasi pertambangan Indonesia negara produsen nikel terbesar dunia yang menyebutkan rencana pemangkasan produksi tambang pada 2026.

Baca Juga: Harga Emas Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Masa ke US$ 4.383,73 Senin (22/12) Pagi

Sementara itu, di pasar Shanghai, harga aluminium naik 0,79%, zinc menguat 0,20%, timbal naik 0,50%, dan timah bertambah 0,75%.

Di LME, aluminium naik tipis 0,17%, zinc menguat 0,15%, timbal turun 0,25%, dan timah melemah 0,19%.

Selanjutnya: Emiten Gencar Rights Issue Akhir 2025, Simak Rekomendasi Saham dan Proyeksinya

Menarik Dibaca: Realme C85 Meluncur Membawa Fitur-fitur Keren, Siap Bersaing dengan Realme P4




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

[X]
×