Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Akan tetapi, sebagian besar ilmuwan menyakini bahwa fenomena ini disebabkan oleh sesuatu di dalam Bumi. Sebab, model samudera dan atmosfer tidak dapat menjelaskan percepatan rotasi Bumi tersebut.
Faktor lain yang dapat memengaruhi rotasi Bumi adalah gempa bumi. Pada Maret 2011 silam, gempa bumi berkekuatan s9,0 skala Richter terjadi di lepas pantai timur Jepang dan menggeser poros Bumi sehingga memperpendek hari-hari di Bumi.
Gempa tersebut merupakan gempa terkuat yang pernah tercatat di Jepang. Bencana itu menyebabkan poros Bumi bergeser sekitar 17 sentimeter dan mungkin telah menggeser pulau utama sekitar 2,4 meter.
Seperti gempa bumi besar lainnya, gempa bumi ini juga mengubah kecepatan rotasi Bumi. Gempa di Indonesia pada 2004 silam misalnya, telah mempercepat rotasi Bumi yang menyebabkan hari semakin pendek 2,68 mikrodetik dari biasanya.
Dampak percepatan rotasi Bumi
Meski Bumi berputar pada porosnya lebih cepat dari biasanya, para ilmuwan mengatakan bahwa fenomena tersebut tidak akan menandakan terjadinya perubahan besar.
Ilmuwan berpendapat, dalam jangka panjang, Bumi masih akan cenderung melambat. Perubahan rotasi yang terjadi saat ini terbilang kecil.
Kendati demikian, para ahli memperkirakan diperlukan adanya pengurangan detik kabisat untuk kali pertama pada 2029.
Tonton: Kementerian ESDM Ungkap Alasan Cabut Izin Dua Wilayah Kerja Panas Bumi dari PLN
Tujuannya adalah untuk menandai penyesuaian mencocokkan waktu atom dengan putaran Bumi yang sebenarnya.
Hal ini tidak akan memengaruhi kehidupan sehari-hari, tetapi menjadi pengingat bahwa sesuatu yang konstan seperti waktu tidak sepenuhnya tetap.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Rotasi Bumi Semakin Cepat, Hari-hari Bulan Juli-Agustus 2025 Diprediksi Bakal Lebih Singkat"