kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Hari ini, 75 tahun bom atom hunjam Nagasaki yang mengakhiri Perang Dunia II


Minggu, 09 Agustus 2020 / 09:05 WIB
Hari ini, 75 tahun bom atom hunjam Nagasaki yang mengakhiri Perang Dunia II


Sumber: History | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - NAGASAKI. Tanggal 9 Agustus 1945, bom atom menghunjam Kota Nagasaki, Jepang. Ini adalah bom atom kedua yang tentara Amerika Serikat (AS) jatuhkan di negeri matahari terbit, dan akhirnya berhasil membuat Jepang menyerah di Perang Dunia II.

Tiga hari sebelumnya, 6 Agustus 1945, Kota Hiroshima lebih dulu jadi sasaran bom atom AS. Tapi, serangan tersebut belum mampu membuat Jepang menyerah.

Kehancuran yang terjadi di Hiroshima tidak cukup meyakinkan Dewan Perang Jepang untuk menerima hasil Konferensi Potsdam yang meminta Jepang menyerah tanpa syarat.

Melansir History.com, AS awalnya berencana menjatuhkan bom atom kedua, yang mereka juluki Fat Man, pada 11 Agustus 1945 jika Jepang terus menolak hasil konferensi.

Malang bagi Jepang, cuaca buruk yang terjadi beberapa hari sebelum rencana membuat AS terpaksa menjatuhkan bom lebih cepat, pada 9 Agustus 1945.

Baca Juga: Pekan ini dalam sejarah: Berakhirnya Konferensi Potsdam yang memicu perang dingin

Pukul 01:56 dini hari, pesawat bomber jenis B-29 berjulukan Bockscar lepas landas dari Pulau Tinian di bawah komando Mayor Charles W. Sweeney. Tiga bom rakitan AS angkut ke Tinian dengan label F-31, F-32, dan F-33.

Pada 8 Agustus, AS melakukan gladi bersih di lepas pantai Tinian di bawah komando Sweeney. AS menggunakan bom F-33 buat uji coba, sedangkan F-31 untuk misi 9 Agustus di Nagasaki.

Nagasaki menjadi target pengeboman karena menjadi pusat industri pembuatan kapal yang besar di Jepang. Hancurnya pusat produksi ini dinilai akan mampu melumpuhkan Jepang secara keseluruhan.

Tepat pukul 11:02 waktu Jepang, bom tersebut AS jatuhkan dari ketinggian 1.650 kaki di atas Nagasaki. Ledakan dari Fat Man melepaskan kekuatan setara dengan 22.000 ton TNT.

Jumlah korban tewas akibat bom ini diperkirakan mencapai 60.000 sampai 80.000 orang. Sampai saat ini, jumlah pasti dari korban tewas belum terungkap karena banyak catatan kependudukan yang ikut lenyap.

Pasca ledakan

Baca Juga: Hubungan Jepang dan Korea Selatan memburuk gara-gara masa lalu

Pasca serangan bom tersebut, Jenderal Leslie R. Groves yang mengorganisir operasi pengadaan dan pengiriman bom menyatakan, akan ada bom atom lain yang akan AS jatuhkan di Jepang antara 17 dan 18 Agustus. Namun, rencana tersebut batal menyusul Jepang menyerah.

Setelah insiden bom atom Nagasaki, Dewan Perang Jepang terbagi dalam dua kubu yang berbeda. Menteri Perang Korechika Anami beranggapan, terlalu dini untuk menyatakan Jepang telah kalah perang.

Di sisi lain, Kaisar Hirohito, atas permintaan dua anggota Dewan Perang, menyatakan, melanjutkan perang hanya dapat mengakibatkan pemusnahan rakyat Jepang. Kaisar Hirohito kemudian memberikan izin untuk menyerah tanpa syarat.

Meskipun bom yang jatuh di Nagasaki memiliki daya ledak yang lebih besar dari bom Hiroshima, tetapi efek kerusakannya bisa diredam berkat lereng bukit di Lembah Urakami yang cukup ketat.

Estimasi jumlah korban tewas di Hiroshima mencapai 90.000-140.000 jiwa atau sekitar 39% dari populasi. Sementara di Nagasaki jumlah korban tewas diperkirakan mencapai 60.000-80.000 orang, yang setara dengan 32% dari populasi.

Baca Juga: Untuk cegah China, AS bakal tempatkan unit Marinir bersenjata rudal di Jepang

Komisi Korban Bom Atom (ABCC) melaporkan, sebanyak 6.882 orang di Hiroshima dan 6.621 orang di Nagasaki menjalani perawatan serius sebagai dampak dari ledakan. Sebagian besar dari korban berada di radius 2.000 meter dari pusat ledakan.

Banyak di antaranya korban yang kemudian menderita kecacatan fisik permanen bahkan meninggal akibat komplikasi penyakit yang timbul dari radiasi nuklir. Korban meninggal mulai berjatuhan 20 sampai 30 hari pasca ledakan terjadi.

Pada 1956, ABCC menerbitka laporan terkait efek paparan radiasi bom atom terhadap kehamilan dan janin. Bukan cuma itu, data menunjukkan, jumlah penderita kanker meningkat drastis 5 tahun setelah kejadian. Penderita leukimia juga bertambah dalam 2 tahun setelah kejadian.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×