kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.307.000   8.000   0,35%
  • USD/IDR 16.680   -27,00   -0,16%
  • IDX 8.391   -3,35   -0,04%
  • KOMPAS100 1.160   -7,83   -0,67%
  • LQ45 845   -8,63   -1,01%
  • ISSI 290   -0,83   -0,29%
  • IDX30 444   -0,53   -0,12%
  • IDXHIDIV20 511   -2,43   -0,47%
  • IDX80 131   -0,99   -0,75%
  • IDXV30 138   -0,38   -0,28%
  • IDXQ30 140   -0,92   -0,65%

Harta Warren Buffett Tembus Rp 2.500 Triliun, Saat Saham Raksasa Teknologi AS Ambruk


Senin, 10 November 2025 / 15:36 WIB
Harta Warren Buffett Tembus Rp 2.500 Triliun, Saat Saham Raksasa Teknologi AS Ambruk


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Kekayaan Warren Buffett melonjak ke rekor baru seiring saham Berkshire Hathaway menguat tajam, meski pasar saham AS tengah dilanda kekhawatiran terhadap sektor teknologi dan tren kecerdasan buatan (AI).

Melansir ibtimes.co.uk, menurut daftar miliarder Bloomberg, kekayaan bersih Warren Buffett kini mencapai US$ 150 miliar (sekitar Rp 2.500 triliun dengan kurs Rp 16.600). Lonjakan ini terjadi setelah saham Berkshire Hathaway kelas A dan B naik lebih dari 4,5% dalam lima hari terakhir.

Kenaikan tersebut terjadi di tengah tekanan pasar yang dipicu kekhawatiran valuasi berlebihan perusahaan-perusahaan teknologi besar dan ketidakpastian ekonomi makro akibat potensi shutdown pemerintahan AS.

Sektor Teknologi AS Terkapar, Nilainya Susut Rp 15.000 Triliun

Dalam sepekan terakhir, tujuh raksasa teknologi AS atau "Magnificent 7" kehilangan lebih dari US$ 1 triliun nilai pasarnya. Investor mulai khawatir euforia AI mulai memudar karena valuasinya dianggap tidak lagi realistis.

Penurunan ini diperparah oleh anjloknya indeks kepercayaan konsumen AS versi Universitas Michigan, yang turun 6,3 poin ke level 52,3—terendah dalam beberapa tahun terakhir.

Profesor ekonomi Peter Atwater dari College of William & Mary menilai, meningkatnya skeptisisme publik terhadap AI bisa membuat investor makin hati-hati. 

“Jika suasana hati pasar memburuk, keraguan akan meningkat dan itu bisa menahan pemulihan pasar,” ujarnya.

Baca Juga: Kas Rekor Berkshire Isyaratkan Kehati-hatian Jelang Warren Buffett Mundur

Kekhawatiran Ekonomi dan Taruhan Besar Investor

Rumah tangga di Amerika masih dibayangi kenaikan harga dan risiko pengangguran. Di sisi lain, Michael Burry—tokoh di balik kisah The Big Short—baru-baru ini mengungkapkan bahwa perusahaannya, Scion Asset Management, bertaruh US$ 1 miliar melawan saham Nvidia dan Palantir Technologies.

Sementara itu, laporan dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) pada Agustus lalu mengingatkan bahwa banyak investasi AI terkini menghasilkan “pengembalian nol” bagi perusahaan, menimbulkan pertanyaan tentang keberlanjutan valuasi tinggi di sektor tersebut.

Rahasia di Balik Kenaikan Saham Berkshire Hathaway

Meski sempat bergejolak karena spekulasi tentang rencana pensiun Warren Buffett, saham Berkshire Hathaway kini kembali menguat dan mempersempit ketertinggalan dibanding indeks S&P 500.

Pada kuartal III-2025, Berkshire membukukan kenaikan laba operasional sebesar 34% menjadi lebih dari US$ 13 miliar, didorong lonjakan bisnis asuransi yang mencatat kenaikan pendapatan underwriting hingga 200%.

Cadangan kas perusahaan pun mencapai rekor US$ 381,7 miliar, membuat analis menilai Buffett tengah menunggu peluang investasi yang lebih menarik. Berkshire juga tercatat menjual lebih banyak saham daripada membeli di kuartal tersebut, menunjukkan sikap hati-hati sang “Oracle of Omaha” menghadapi pasar.

Baca Juga: Kinerja Berkshire Melesat Jelang Buffet Pensiun dari Jabatan CEO

Diversifikasi Jadi Kunci Ketahanan Berkshire

Kekuatan utama Berkshire Hathaway terletak pada portofolio bisnisnya yang sangat beragam—mulai dari asuransi, utilitas, transportasi, hingga barang konsumsi. Diversifikasi ini membuat perusahaan tetap tangguh meski sektor teknologi tengah tertekan oleh tuntutan percepatan inovasi AI dan valuasi yang belum mencerminkan fundamental sebenarnya.

Ekspansi ke Jepang

Berkshire Hathaway juga dikabarkan tengah menunjuk sejumlah bank untuk membantu penerbitan obligasi berdenominasi yen. Ini akan menjadi penerbitan kedua sepanjang tahun 2025 dan menunjukkan niat Buffett memperluas investasi di perusahaan dagang besar Jepang.

Berkshire mulai masuk pasar Jepang sejak 2019, dan kepemilikan sahamnya di sana kini menjadi bagian penting dari strategi global perusahaan.

Tonton: Rahasia Warren Buffett Hadapi Inflasi: Bukan Emas, tapi Investasi Ini

Kesimpulan

Kenaikan kekayaan Warren Buffett di tengah tekanan sektor teknologi menegaskan strategi investasi konservatif dan diversifikasi Berkshire Hathaway masih terbukti efektif. Saat pasar teknologi terombang-ambing oleh euforia AI, Buffett justru memperkuat posisi kas dan menanti peluang besar berikutnya—sebuah pendekatan klasik yang kembali membuahkan hasil.

Selanjutnya: Prabowo Lantik Arif Satria & Amarulla Octavian Jadi Kepala dan Wakil Kepala BRIN

Menarik Dibaca: Promo Superindo Hari Ini 10-13 November 2025, Beli 1 Gratis 1 Jamur Enoki-Spicy Wing


Tag


TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×