Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - Berkshire Hathaway menunjukkan sikap kehati-hatian di tengah ketidakpastian ekonomi Amerika Serikat.
Dalam laporan keuangannya yang dirilis Sabtu (2/11/2025), konglomerasi yang dipimpin Warren Buffett itu membukukan rekor kas tertinggi sepanjang sejarah, mencapai US$ 381,7 miliar, sekaligus menjadi laporan terakhir sebelum Buffett resmi mundur dari jabatan CEO di akhir tahun ini.
Selama 12 kuartal berturut-turut, Berkshire lebih banyak menjual saham daripada membeli. Portofolio ekuitas perusahaan senilai US$ 283,2 miliar yang mencakup saham Apple dan American Express, menunjukkan kecenderungan Buffett untuk menahan diri dari aksi akuisisi besar.
Perusahaan juga tidak melakukan pembelian kembali saham (buyback) untuk kuartal kelima berturut-turut, meskipun harga sahamnya tertinggal dari pasar secara keseluruhan.
Baca Juga: Sering Lupa dan Penglihatan Bermasalah, Alasan Warren Buffett Mundur dari Berkshire
Kinerja operasional perusahaan tetap solid. Laba operasional kuartal III melonjak 34% menjadi US$ 13,49 miliar, melampaui perkiraan analis.
Sementara laba bersih naik 17% menjadi US$ 30,8 miliar, terbantu oleh berkurangnya kerugian dari sektor asuransi dan ketiadaan bencana besar seperti badai. Namun, pertumbuhan pendapatan hanya 2%, lebih lambat dari laju ekonomi AS.
Berkshire mengakui bahwa ketidakpastian ekonomi dan turunnya kepercayaan konsumen menjadi faktor penghambat.
Penjualan unit Clayton Homes melemah, sementara pendapatan dari Duracell, Fruit of the Loom, dan produsen mainan Squishmallows (Jazwares) juga menurun.
Baca Juga: 5 Hal Utama dari Rapat Tahunan Berkshire Hathaway, Warren Buffett Mundur dari CEO
“Berkshire, yang sering dianggap cerminan ekonomi AS, bahkan tidak mampu mengikuti laju ekonomi,” ujar analis CFRA Research, Cathy Seifert, yang memberi peringkat “hold” untuk saham Berkshire.
Buffett Bersiap Pensiun, Abel Siap Pimpin
Buffett, yang kini berusia 95 tahun, tengah mempersiapkan transisi kepemimpinan setelah lebih dari enam dekade memimpin perusahaan.
Kursi CEO akan diserahkan kepada Greg Abel (63 tahun), wakil ketua yang dikenal lebih aktif mengelola operasional. Buffett akan tetap menjabat sebagai ketua dewan.
Masih menjadi tanda tanya apa langkah Abel terhadap tumpukan kas raksasa Berkshire. Salah satu kemungkinan adalah membayar dividen pertama sejak 1967, meskipun perusahaan baru-baru ini mengalokasikan US$ 9,7 miliar untuk mengakuisisi bisnis kimia OxyChem dari Occidental Petroleum.
Analis Edward Jones, James Shanahan, yang menaikkan rekomendasi saham Berkshire menjadi “buy” pada September, menilai sikap pasif perusahaan selama reli pasar tahun ini mengecewakan.
“Jika Anda merasa saham terlalu mahal, termasuk saham Anda sendiri, Anda bisa benar dalam jangka panjang, tapi salah untuk waktu yang lama dan itu yang terjadi pada Berkshire,” ujarnya.
Baca Juga: Warren Buffett Mundur dari Hathaway: Ini 5 Poin Penting dari Rapat Tahunan
Kenaikan laba operasional Berkshire sebagian didorong oleh pengaruh fluktuasi mata uang dan menurunnya beban klaim asuransi. Unit BNSF Railway mencatat kenaikan laba 6%, sementara Geico mengalami peningkatan pengeluaran, kemungkinan karena biaya iklan untuk menarik pelanggan baru.
Sebaliknya, laba Berkshire Hathaway Energy turun 9% akibat biaya hukum terkait kebakaran hutan serta kenaikan ongkos operasional pada jaringan pipa gas alam dan Northern Powergrid di Inggris.













