Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - HONG KONG. HSBC Holdings Plc mengumumkan rencana untuk memprivatisasi Hang Seng Bank, anak usahanya yang berbasis di Hong Kong, dengan nilai transaksi mencapai sekitar HK$106,1 miliar (US$13,6 miliar).
Langkah ini dilakukan setelah kinerja Hang Seng mendapat sorotan akibat tingginya eksposur terhadap pasar properti yang tengah lesu di Hong Kong dan China daratan.
Dalam pernyataannya pada Kamis (9/10/2025), HSBC menawarkan harga HK$155 per saham, atau sekitar 30,3% lebih tinggi dari harga penutupan Hang Seng Bank sebesar HK$119 pada Rabu.
Baca Juga: Rata-Rata Jam Kerja Guru Jepang Tertinggi di Dunia, Lebih Banyak di Luar Kelas
Tawaran ini mencakup pembelian 36,5% saham publik yang belum dimiliki oleh HSBC.
Harga penawaran tersebut dapat disesuaikan dengan pembagian dividen, kecuali untuk dividen interim ketiga tahun 2025, demikian disampaikan HSBC dalam pengumuman resmi di Bursa Efek Hong Kong.
“Proses privatisasi ini mencerminkan komitmen investasi besar HSBC di Hong Kong,” tulis manajemen HSBC.
“Langkah ini menunjukkan keyakinan kuat HSBC terhadap masa depan Hong Kong sebagai pusat keuangan global dan penghubung utama antara pasar internasional dan China daratan.”
Hang Seng Bank dalam beberapa tahun terakhir mencatat peningkatan kredit bermasalah (non-performing loans/NPL) akibat eksposur tinggi terhadap sektor properti.
Baca Juga: Yen Tumbang, Dolar AS Melaju Kencang Catat Kinerja Mingguan Terbaik Sejak 2024
Rasio kredit bermasalah bank tersebut mencapai 6,1% dari total kredit per akhir 2024, naik signifikan dibanding 2,8% pada akhir 2023.
Reuters sebelumnya melaporkan bahwa HSBC mulai memperketat manajemen risiko di Hang Seng Bank sejak awal 2024 untuk mengantisipasi lonjakan kredit macet di tengah pelemahan ekonomi dan krisis properti di China.
HSBC memperkirakan transaksi privatisasi ini akan menurunkan rasio modal inti (CET1) sekitar 125 basis poin dari posisi 14,6% pada akhir Juni 2025.
Namun, bank optimistis dapat mengembalikan rasio tersebut ke kisaran target 14,0%-14,5% melalui pertumbuhan modal organik dan penghentian sementara program pembelian kembali saham selama tiga kuartal ke depan.
Baca Juga: HSBC Uji Coba Komputasi Kuantum untuk Perdagangan Obligasi, Hasilnya Menjanjikan
Skema privatisasi semacam ini lazim dilakukan di Hong Kong untuk menyederhanakan struktur korporasi serta menekan biaya kepatuhan yang timbul akibat status perusahaan publik.
HSBC menegaskan bahwa harga penawaran bersifat final dan tidak akan direvisi.