kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Hubungan kian panas, China menyetop impor batubara dari Australia


Selasa, 13 Oktober 2020 / 12:37 WIB
Hubungan kian panas, China menyetop impor batubara dari Australia
ILUSTRASI. Hubungan Australia dengan China memburuk. Terbaru, China dikabarkan telah menangguhkan pembelian batubara Australia.


Sumber: Bloomberg | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - CANBERRA. Hubungan diplomatik Australia dengan China memburuk. Terbaru, China dikabarkan telah menangguhkan pembelian batubara Australia.

Pemerintah Australia sendiri sedang mencari klarifikasi dari China soal ini.

Bloomberg melaporkan, pembangkit listrik dan pabrik baja China secara lisan telah diberitahu untuk segera berhenti menggunakan batubara Australia, menurut sumber yang mengetahui perintah itu Senin (12/10).

Pelabuhan juga telah diberitahu untuk tidak membongkar muatan batubara asal Australia. Tidak jelas kapan larangan impor terbaru akan berakhir atau bagaimana hal itu dapat memengaruhi kontrak jangka panjang yang sudah ada.

"Kami sedang melakukan pendekatan kepada otoritas China sehubungan dengan spekulasi itu," ujar Menteri Perdagangan Simon Birmingham mengatakan kepada Sky News, Selasa (13/10).

Baca Juga: Jika Biden menang dalam pemilu, hubungan AS-China akan diatur ulang

"Kami menanggapi laporan tersebut dengan cukup serius untuk mencoba mencari jaminan dari pihak berwenang China bahwa mereka menghormati persyaratan perjanjian perdagangan bebas China-Australia dan kewajiban WTO (Organisasi Perdagangan Dunia) mereka," imuh Birmingham.

Larangan itu akan menandai peningkatan ketegangan yang telah mengguncang ekspor pertanian Australia yeng merupakan pemasok komoditas terbesar China.
China telah menolak serangkaian langkah diplomatik oleh Australia yang dipandang mendukung Amerika Serikat (AS) dalam sengketa perdagangan dan keamanan dengan China.

Pada April 2020 lalu, Perdana Menteri Australia Scott Morrison meminta penyelidik independen diizinkan masuk ke kota Wuhan di China untuk menyelidiki asal-usul virus corona.

China merupakan konsumen utama batubara metalurgi Australia, menyumbang hampir seperempat ekspor batubara.

Pendapatan ekspor batubara dari bahan pembuatan baja diperkirakan turun menjadi A$ 23 miliar (US$ 16,6 miliar) dalam 12 bulan hingga 30 Juni 2020 dari A$ 35 miliar pada tahun sebelumnya karena harga yang lebih rendah dan permintaan yang lebih lemah, menurut laporan bulan lalu.

China merupakan negara Asia yang menjadi tujuan nomor dua untuk ekspor batubara termal Australia, setelah Jepang. Pendapatan ekspor tahunan di pasar tersebut diproyeksikan turun menjadi A$ 15 miliar dari A$ 20 miliar pada tahun fiskal 2019.

Batubara termal adalah salah satu dari sedikit sumber daya yang sebagian besar merupakan sumber swasembada China.

Baca Juga: Pengangguran melonjak, 6.000 orang di Australia melamar jadi pencuci piring

Lain halnya dengan batubara kokas berkualitas tinggi. China memproduksi lebih sedikit dan raksasa pembuat baja negara itu masih bergantung pada pemasok luar negeri seperti Australia, yang biasanya menyumbang lebih dari setengah impor.

"China semakin bergantung pada batubara kokas berkualitas tinggi untuk industri bajanya, untuk memaksimalkan efisiensi dan juga mengurangi emisi," kata Gavin Wendt, analis sumber daya alam di konsultan MineLife.

“Australia memasok batubara kokas dengan kualitas terbaik yang tersedia dan merupakan pemasok yang dapat diandalkan dengan biaya rendah. Kedua belah pihak sangat bergantung satu sama lain, jadi menurut saya ada lebih banyak hal yang tidak menyenangkan dalam situasi ini," ujarnya.

Baca Juga: Vaksin corona Sinovac diperkirakan siap disebar ke seluruh dunia pada awal 2021

Harga batubara termal patokan Newcastle jatuh ke level terendah dalam hampir empat tahun pada Senin (12/10) karena laporan larangan tersebut menyebar ke seluruh pasar.

Harga batubara kokas Australia juga turun lebih dari 5%, terbesar sejak Mei 2020.

Beberapa saham produsen batubara utama Australia juga terpukul: saham di Whitehaven Coal Ltd. dan New Hope Corp. turun lebih dari 6% pada hari Selasa.

"Perdagangan dengan China berubah sepanjang tahun berdasarkan berbagai faktor, termasuk kuota," kata Tania Constable, kepala eksekutif grup industri Minerals Council of Australia. "Australia akan terus melihat permintaan untuk batubara berkualitas tinggi dan prospek jangka menengah tetap positif."

China terus mencengkeram impor batubara karena berupaya menyeimbangkan kebutuhan penambang dan pengguna industrinya, dan pemerintah Australia telah mengantisipasi perlambatan pengiriman, mengingat volume impor yang kuat yang diambil China pada paruh pertama tahun ini.

"Volume impor batu bara metalurgi China pada paruh kedua tahun 2020 dapat dibatasi oleh proses bea cukai yang lebih lambat," kata Departemen Perindustrian, Sains, Energi dan Sumber Daya, dalam laporan kuartalan pada bulan September.

China juga merupakan pembeli utama ekspor bijih besi Australia yang paling menguntungkan, meskipun pembatasan pada produk tersebut akan menjadi pukulan berat bagi industri baja yang mengandalkan pasokan besar dan murah dari pertambangan kelas berat seperti Rio Tinto Group dan BHP Group.

Selanjutnya: Perusahaan batubara optimistis dapat menjaga kinerja produksi dan penjualan tahun ini




TERBARU
Kontan Academy
Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet Managing Customer Expectations and Dealing with Complaints

[X]
×