Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
Pertemuan Dewan Keamanan PBB akan memberi panggung bagi Zarif untuk menjadi sorotan global karena secara terbuka mengutuk AS karena membunuh Soleimani.
Utusan Iran untuk PBB Majid Takht Ravanchi menggambarkan pembunuhan Soleimani sebagai "contoh nyata terorisme negara dan sebagai tindakan kriminal, itu merupakan pelanggaran berat terhadap prinsip-prinsip dasar hukum internasional, khususnya Piagam PBB".
Zarif terakhir melakukan perjalanan ke New York pada September 2019 untuk pertemuan tahunan para pemimpin dunia di PBB, setelah AS menjatuhkan sanksi kepadanya karena menerapkan "agenda sembrono Pemimpin Tertinggi Iran".
Baca Juga: Beredar surat yang menyebut pasukan AS keluar dari Irak, ini jawaban Washington
Sanksi itu memblokir properti atau kepentingan apa pun yang Zarif miliki di AS. Tapi, ia mengatakan, tidak punya properti maupun kepentingan apa pun di AS.
Zarif juga menghadiri pertemuan PBB di new Yor pada April dan Juli tahun lalu. Selama kunjungan Juli, Washington memberlakukan pembatasan perjalanan yang ketat pada Zarif dan diplomat Iran ke PBB.
Sekretaris Jenderal AS Antonio Guterres, Senin (6/1), menggelar pertemuan dengan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo. Juru bicara Departemen Luar Negeri Morgan Ortagus bilang, keduanya membahas berbagai peristiwa di Timur Tengah, dan Pompeo "menyatakan penghargaannya" atas upaya diplomatik Guterres.
Baca Juga: Iran kibarkan bendera merah sejak Jumat, ini artinya