kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Hulu ledak nuklir China bertambah, Pentagon mulai gelisah


Rabu, 02 September 2020 / 15:37 WIB
Hulu ledak nuklir China bertambah, Pentagon mulai gelisah
ILUSTRASI. Departemen Pertahanan AS, Pentagon, mulai menaruh perhatian pada peningkatan jumlah senjata nuklir milik China.


Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON D.C. Departemen Pertahanan AS pada hari Selasa (1/9) waktu setempat, menyampaikan laporan pertahanan untuk tahun 2020 di depan Kongres.

Kali ini pihak Pentagon menyiapkan laporan berisi 173 halaman dengan judul "Perkembangan Militer dan Keamanan yang Melibatkan Republik Rakyat China". Sesuai dengan judulnya, kali ini Pentagon mengarahkan fokusnya pada perkembangan militer China.

Salah satu aspek yang paling dikhawatirkan adalah peningkatan jumlah hulu ledak nuklir China yang ada di angka 200-an. Pentagon memprediksi jumlahnya akan bertambah hingga dua kali lipat dalam sedekade ke depan.

Baca Juga: Negara miskin diprediksi akan terlambat menerima vaksin corona

Laporan tahunan Pentagon tentang tren militer China ini merupakan yang pertama kalinya membahas tentang persenjataan nuklir rivalnya tersebut.

Pentagon juga mengatakan bahwa pangkalan AS yang ada di Jepang berada dalam jangkauan rudal balistik jarak menengah China serta rudal jelajah yang mampu membawa hulu ledak nuklir.

Pentagon telah lama menaruh perhatian pada peningkatan kekuatan militer China yang cukup signifikan dalam beberapa tahun terakhir.

Lebih parahnya lagi, peningkatan kekuatan ini justru terjadi di tengah hubungan kedua negara yang sedang memburuk.

Baca Juga: AS sebut armada militer China unggul dalam segi jumlah, berikut penjelasannya

AS juga sudah meminta China untuk bergabung dengan New START Treaty, sebuah kesepakatan damai tentang pengurangan senjata yang diinisiasi oleh AS dan Rusia. Kesepakatan ini akan berakhir pada bulan Februari tahun depan.

Sayangnya, China telah mengindikasikan bahwa mereka tidak tertarik untuk bergabung dalam kesepakatan tersebut karena akan membatasi kapasitas nuklirnya.

"Jumlah hulu ledak yang dimiliki China saat ini masih belum bisa menggambarkan posisi kekuatan China secara keseluruhan," ungkap Wakil Asisten Menteri Pertahanan AS untuk China Chad Sbragia, dikutip dari NHK.

Sbragia mengatakan bahwa China juga telah mengembangkan kapal selam serta rudal udara bertenaga nuklik. Rudal balistik antarbenua dengan tenaga nuklir milik China juga perlu diwaspadai.

Dalam laporannya di depan Kongres, Pentagon akan terus mengawasi perkembangan militer China untuk menentukan arah kebijakan militer AS ke depannya.

Baca Juga: Angkatan Udara AS berencana membuat pesawat kepresidenan dengan kecepatan supersonik



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×