kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.919.000   11.000   0,58%
  • USD/IDR 16.358   57,00   0,35%
  • IDX 7.287   95,00   1,32%
  • KOMPAS100 1.038   11,82   1,15%
  • LQ45 788   8,41   1,08%
  • ISSI 242   4,64   1,96%
  • IDX30 408   5,59   1,39%
  • IDXHIDIV20 466   2,70   0,58%
  • IDX80 117   1,36   1,18%
  • IDXV30 118   0,01   0,01%
  • IDXQ30 130   1,58   1,23%

IHW 2025: Pelaku Industri Kesehatan Bersinergi di Tengah Tantangan Ekonomi Global


Kamis, 17 Juli 2025 / 15:17 WIB
IHW 2025: Pelaku Industri Kesehatan Bersinergi di Tengah Tantangan Ekonomi Global
ILUSTRASI. Pelaku industri kesehatan bersinergi di tengah ketidakpastian pasar dan tantangan global dalam International Healthcare Week (IHW) 2025 di Kuala Lumpur, Malaysia ./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/16/10/2024.


Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - KUALA LUMPUR. Pelaku industri kesehatan bersinergi menghadapi ketidakpastian pasar dan tantangan global dalam ajang International Healthcare Week (IHW) 2025 yang berlangsung di Kuala Lumpur, Malaysia.

Isu perdagangan internasional menjadi sorotan penting, menyusul kebijakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang resmi menerapkan tarif ekspor resiprokal terhadap sejumlah negara, termasuk Malaysia dan Indonesia.

AS mengenakan tarif ekspor sebesar 25% untuk produk Malaysia dan 19% untuk Indonesia.

Baca Juga: International Healthcare Week 2025 Digelar di Malaysia, Diikuti 900 Peserta

Dalam pembukaan IHW 2025, Chairman Malaysia External Trade Development Corporation (Matrade) YB Dato’ Seri Reezal Merican Naina Merican menyampaikan bahwa meski Malaysia masih memiliki tarif ekspor yang relatif rendah dibanding negara lain, pelaku usaha tetap harus waspada.

“Ini bukan hanya perjuangan kita sendiri, tetapi juga perjuangan bersama komunitas global,” ujar Reezal dalam sambutannya di Malaysia International Trade and Exhibition Centre (MITEC), Rabu (16/7).

Ia menegaskan bahwa meski bayang-bayang tarif baru membebani sektor ekspor, khususnya alat kesehatan, Malaysia tetap mencatatkan pertumbuhan positif. Tahun lalu, ekspor alat kesehatan Negeri Jiran meningkat 31,6% menjadi RM37 miliar, dengan Amerika Serikat sebagai pasar utama.

AS menyerap sekitar 37% dari total ekspor alat kesehatan Malaysia, diikuti Belgia (10%), Jerman (8,5%), dan negara-negara ASEAN (9,4%).

Menghadapi tantangan ini, Reezal mendorong pelaku industri untuk bersikap adaptif dan cekatan dalam menavigasi dinamika perdagangan global serta memperkuat koneksi internasional.

Senada, Menteri Investasi, Perdagangan, dan Industri (MITI) Malaysia, Tengku Datuk Seri Utama Zafrul Tengku Abdul Aziz menegaskan bahwa pemerintah Malaysia terus menjalin komunikasi aktif dengan AS untuk mencari solusi bersama dan meminimalkan hambatan dagang.

“Negosiasi perdagangan adalah proses kompleks dan multipihak. Semua kementerian dan lembaga terkait harus dilibatkan untuk meraih kesepakatan yang saling menguntungkan,” ujar Zafrul.

Baca Juga: Tak Fokus ke Pasar AS, Sido Muncul (SIDO) Bidik Penjualan Ekspor Tumbuh Dua Digit

Ia menegaskan bahwa Malaysia tidak akan mengorbankan kedaulatan nasional maupun mengabaikan mitra dagang lainnya dalam upaya memperjuangkan perjanjian dagang.

Menurut Zafrul, kesepakatan yang buruk justru akan memberi dampak jangka panjang terhadap rakyat, industri, dan perekonomian Malaysia.

Ia menekankan pentingnya keterbukaan dan keadilan dalam perdagangan multilateral yang mengacu pada aturan World Trade Organization (WTO).

“Perjanjian dagang juga harus menjaga akses pasar dan mengakomodasi kebutuhan negara berkembang seperti Malaysia dalam memperkuat rantai pasok dan ekonomi berkelanjutan,” lanjutnya.

MITI juga menyatakan bahwa tekanan tarif dari AS justru menjadi momentum bagi Malaysia untuk mempercepat reformasi industri, termasuk sektor kesehatan.

Sebagai informasi, industri alat kesehatan dan farmasi Malaysia telah menarik investasi gabungan senilai RM2,13 miliar dan menciptakan lebih dari 2.700 lapangan kerja di bidang litbang, manufaktur, dan layanan regulasi.

Hingga kini, terdapat lebih dari 30 perusahaan alat kesehatan global yang beroperasi di Malaysia, serta sekitar 300 perusahaan layanan kesehatan, baik domestik maupun multinasional.

Baca Juga: Kemenperin Dorong Daya Saing Industri Alat Kesehatan, Begini Potensinya

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Portofolio Regional ASEAN Informa Markets, Rungpech (Rose) Chitanuwat, menyampaikan bahwa IHW 2025 diikuti lebih dari 2.100 profesional dari 50 negara.

Menurut Rose, ajang ini menjadi platform penting untuk memperkuat jejaring industri kesehatan, bertukar pengetahuan, dan menjalin kemitraan lintas negara.

“Kemitraan ini sangat vital karena memungkinkan kita berbagi sumber daya, keahlian, dan praktik terbaik untuk menghadapi tantangan global secara bersama. Ini akan mempercepat kemajuan tanpa batas wilayah,” pungkasnya.

Selanjutnya: Tanggal Merah dan Libur Nasional di Bulan Agustus 2025, Ada Hari Proklamasi

Menarik Dibaca: 7 Makanan yang Perlu Dikonsumsi saat Menurunkan Berat Badan Menurut Ahli Diet




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×