kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Ikut unjuk gigi, kapal selam nuklir Prancis patroli di Laut China Selatan


Senin, 15 Februari 2021 / 14:50 WIB
Ikut unjuk gigi, kapal selam nuklir Prancis patroli di Laut China Selatan
ILUSTRASI. Kapal selam serang nuklir Prancis SNA Emeraude baru-baru ini melakukan patroli di Laut China Selatan.


Sumber: France 24 | Editor: Khomarul Hidayat

Dalam konteks geopolitik maritim yang semakin tegang ini, Prancis ingin menyatakan kembali bahwa ia memiliki kepentingannya sendiri yang harus diwaspadai di kawasan tersebut.

Pada tahun 2019, Kementerian Pertahanan Prancis merilis laporan berjudul "Prancis dan Keamanan di Indo-Pasifik" yang mengingatkan bahwa sekitar 1,5 juta warga Prancis tinggal antara Djibouti di semenanjung Afrika Timur dan wilayah luar negeri Polinesia Prancis.

Artinya, Paris memandang zona Indo-Pasifiknya membentang dari Teluk Aden hingga ke luar Australia. Namun Laut China Selatan tidak termasuk dalam laporan tersebut.

"Dari sudut pandang hukum, sangat dapat diterima untuk angkatan laut Prancis, dalam konteks operasinya di seluruh dunia, untuk berlayar ke sana," kata Antoine Bondaz, seorang peneliti spesialis Asia di Foundation for Strategic Research.

Baca Juga: Hubungan Inggris dengan China semakin memburuk, apa pemicunya?

Pada April 2019, China menuduh Prancis masuk secara ilegal ke "perairan China" setelah kapal fregat Prancis, Vendémiaire, berlayar melalui Selat Taiwan.

Paris menyatakan angkatan lautnya transit di Selat Taiwan setidaknya setahun sekali tanpa masalah.

Hampir dua tahun kemudian, Prancis kembali ke kawasan itu, kali ini dengan kapal selam serang nuklir. "Ini sinyal yang lebih kuat daripada kapal fregat pengintai," kata Jean-Dominique Merchet, koresponden pertahanan L'Opinion, di situs web surat kabar Prancis.

"Dalam konteks hubungan diplomatik global, ini adalah cara Prancis untuk menunjukkan bahwa mereka tidak takut akan keseimbangan kekuatan dengan China," kata Brisset.

Prancis berusaha untuk memantapkan dirinya sebagai penjamin hak untuk bernavigasi secara bebas di perairan internasional. "Ini adalah cara untuk memberi tahu mitra Australia, India, dan Jepang kami bahwa kami tidak hanya membuat pidato yang bagus. Prancis hanya akan memiliki kredibilitas di kawasan itu jika menunjukkan bahwa ia siap bertindak untuk mempertahankan prinsip-prinsipnya," jelas Bondaz.

Tidak ada tanggapan dari China soal patroli kapal selam nuklir Prancis ini.

Selanjutnya: Joe Biden sebut China sebagai pesaing paling serius bagi Amerika



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×