kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ilmuwan Australia klaim obat anti parasit Ivermectin bisa bunuh corona dalam 48 jam


Senin, 06 April 2020 / 16:17 WIB
Ilmuwan Australia klaim obat anti parasit Ivermectin bisa bunuh corona dalam 48 jam


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - MELBOURNE. Harapan datang dari Australia. Penelitian dari Monash Biomedicine Discovery Institute (BDI) menunjukkan bahwa obat anti parasite Ivermectin yang sudah tersedia di seluruh dunia bisa membunuh virus corona dalam waktu 48 jam.

Mengutip Science Daily pada Senin (6/4), para ilmuwan menemukan bahwa dosis tunggal dari obat Ivermectin dapat menghentikan virus SARS-CoV-2 yang tumbuh dalam kultur sel.

Baca Juga: Perusahaan di Asia berlomba berburu dana untuk refinancing

Langkah selanjutnya ialah menentukan dosis yang tepat bagi manusia. Guna memastikan dosis yang ditunjukkan untuk secara efektif mengobati virus secara in vitro aman bagi manusia.

Studi itu dipimpin oleh Monash Biomedicine Discovery Institute (BDI) dengan The Peter Doherty Institute of Infection and Immunity (Doherty Institute). Lembaga riset ini merupakan perusahaan patungan dari Universitas Melbourne dan Rumah Sakit Royal Melbourne.

Kylie Wagstaff dari Monash Biomedicine Discovery Institute, yang memimpin penelitian ini, mengatakan para ilmuwan menunjukkan bahwa Ivermectin bisa menghentikan virus SARS-CoV-2 yang tumbuh dalam kultur sel dalam waktu 48 jam.

“Kami menemukan bahwa dengan dosis tunggal pada dasarnya dapat menghapus semua viral load sebanyak 48 jam dan bahkan pada 24 jam ada pengurangan yang sangat signifikan,” kata Wagstaff.

Baca Juga: Gara-gara corona, nyaris setengah juta perusahaan di China gulung tikar

Ivermectin adalah obat anti-parasit yang disetujui oleh Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat. Obat itu juga terbukti efektif secara in vitro terhadap beragam virus termasuk virus HIV, Dengue, Influenza, dan Zika.

Wagstaff mengingatkan bahwa tes yang dilakukan dalam penelitian ini adalah in vitro dan bahwa uji coba perlu dilakukan pada manusia.

"Ivermectin sangat banyak digunakan dan dilihat sebagai obat yang aman. Kita perlu mencari tahu sekarang apakah dosis yang dapat digunakan pada manusia akan efektif. Itulah langkah berikutnya," kata Wagstaff.

“Pada saat kita mengalami pandemi global dan tidak ada pengobatan yang disetujui, jika kita memiliki senyawa yang sudah tersedia di seluruh dunia maka itu dapat membantu manusia dengan lebih cepat. Secara realistis itu akan menjadi waktu sebelum vaksin tersedia secara luas,” lanjutnya.

Baca Juga: Kasus virus corona tanpa gejala di China meningkat

"Sebagai ahli virologi yang merupakan bagian dari tim yang pertama kali mengisolasi dan berbagi SARS-COV2 di luar China pada Januari 2020, saya gembira tentang prospek Ivermectin yang digunakan sebagai obat potensial melawan COVID-19," kata Dr Leon Caly, Ilmuwan Medis Senior di Laboratorium Referensi Penyakit Menular Victoria (VIDRL).

Wagstaff membuat penemuan terobosan sebelumnya tentang Ivermectin pada 2012 ketika dia mengidentifikasi obat dan aktivitas antivirusnya dengan Profesor David Jans dari Institut Penemuan Biomedis dari Institut Monash. Profesor Jans dan timnya telah meneliti Ivermectin selama lebih dari 10 tahun dengan berbagai virus.

“Penggunaan Ivermectin untuk memerangi Covid-19 akan tergantung pada hasil pengujian pra-klinis lebih lanjut dan pada akhirnya uji klinis, dengan dana yang sangat dibutuhkan untuk terus memajukan pekerjaan”, kata  Wagstaff.

Baca Juga: Wabah corona belum usai, pasar basah di China sudah beroperasi lagi...




TERBARU

[X]
×