Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Dalam hal ini, tindakan tersebut merupakan pelanggaran yang jelas terhadap Pasal VI peraturan IMF, yang melarang IMF membiayai pelarian modal dengan pinjamannya.
Jika itu tidak cukup, versi perjanjian yang diubah juga mengubah timeline untuk pembayaran pinjaman. Sekitar 90% dari semua dana yang dipinjamkan ke Argentina akan diberikan pada 2019, tahun pemilihan, yang memungkinkan pemerintah Macri hampir sepenuhnya mengendalikan keuangan ini. Begitu pula sebaliknya, Argentina hanya harus mulai membayar kembali pinjaman pada tahun 2021.
Dengan kata lain, jelas bahwa pada Oktober 2018, IMF membuat keputusan yang jelas dan radikal: menjadi aktor politik utama yang bertujuan menciptakan kondisi yang diinginkan agar Macri terpilih kembali.
Baca Juga: Terancam default yang ke-9, Argentina minta tambahan waktu untuk bayar utang
OpenDemocracy juga menuliskan, pada faktanya, pada bulan-bulan berikutnya terjadi stabilitas nilai tukar yang lain dari biasanya. Banyak pengamat yang menilai krisis Argentina mulai berakhir dan Macri akan mudah menuju kemenangan. Namun, yang terjadi lebih rumit dari itu.
Sinyal awal pulihnya ekonomi Argentina ternyata merupakan mata badai. Aktor finansial dan investor terus merasa cemas namun menerima perubahan tersebut.
Dengan demikian, intervensi IMF yang belum pernah terjadi sebelumnya telah menciptakan elemen kerapuhan dalam sistem keuangan Argentina. Jika IMF menjamin dukungan tanpa syarat mereka untuk Macri, segala bentuk kemunduran dalam pemilu akan tersirat dalam nilai tukar mata uang dengan cepat. Hal ini mengingat bahwa para pelaku ekonomi telah menghubungkan akhir kepemimpinan Macri dengan akhir bantuan dari IMF. Hingga akhirnya, besar kemungkinan Argentina mengalami gagal bayar atau default.
(Bersambung...)