Sumber: Reuters | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dana Moneter Internasional (IMF) mengumumkan telah mencapai kesepakatan tingkat staf (staff-level agreement) dengan Sri Lanka untuk menyelesaikan tinjauan kelima dari program reformasi ekonomi negara tersebut.
Kesepakatan ini membuka jalan bagi pencairan dana sekitar 347 juta dolar AS setelah mendapat persetujuan dari Dewan Eksekutif IMF.
Dengan pencairan ini, total dana yang telah diterima Sri Lanka dari program dukungan hampir 3 miliar dolar AS tersebut akan mencapai sekitar 2,04 miliar dolar AS.
Pemulihan Ekonomi Pasca Krisis Terparah
Sri Lanka saat ini tengah berangsur pulih dari krisis keuangan terburuk dalam beberapa dekade, yang dipicu oleh kekurangan cadangan devisa tiga tahun lalu. Krisis tersebut sempat membuat negara kepulauan di Asia Selatan itu kesulitan mengimpor kebutuhan dasar seperti bahan bakar, obat-obatan, dan pangan.
Baca Juga: IMF: Ekonomi Dunia Lebih Tangguh dari Perkiraan, Tapi Tantangan Masih Besar
IMF menilai bahwa pemulihan ekonomi Sri Lanka menunjukkan tanda-tanda positif, namun tetap memerlukan disiplin fiskal dan kesinambungan reformasi struktural agar stabilitas ekonomi dapat terjaga dalam jangka menengah.
Anggaran 2026 Harus Selaras dengan Parameter IMF
Dalam pernyataannya, IMF menegaskan bahwa anggaran Sri Lanka tahun 2026 harus disusun selaras dengan parameter program IMF, termasuk penerapan langkah-langkah peningkatan pendapatan dan pengelolaan belanja yang hati-hati.
“Diperlukan upaya berkelanjutan untuk meningkatkan kepatuhan pajak, memperluas basis pajak, memperkuat kerangka pengecualian pajak, serta memperbaiki manajemen keuangan publik,” tulis IMF dalam laporan hasil kunjungan timnya ke Kolombo.
Baca Juga: IMF Akan Bahas Pembiayaan Baru Untuk Kenya
Fokus pada Reformasi Fiskal dan Tata Kelola
Lembaga tersebut juga menekankan pentingnya reformasi dalam sektor fiskal dan tata kelola pemerintahan. Reformasi yang kuat di bidang ini dinilai krusial untuk mengembalikan kepercayaan investor, menurunkan risiko utang, serta memperkuat ketahanan ekonomi nasional terhadap gejolak global.
Program reformasi Sri Lanka di bawah pengawasan IMF telah mencakup restrukturisasi utang luar negeri, peningkatan efisiensi belanja publik, serta penguatan sektor perbankan dan transparansi fiskal.