Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Inflasi di Amerika Serikat (AS) bergerak sideways pada bulan April 2024, sebuah isyarat yang memunculkan kekhawatiran bagi bank sentral AS The Fed.
Hal ini menandakan bahwa laju kenaikan harga mungkin akan berlangsung lebih lama dari yang diperkirakan sebelumnya, dan menimbulkan keraguan tentang seberapa cepat bank sentral AS dapat menurunkan suku bunga.
Menurut Biro Analisis Ekonomi Departemen Perdagangan AS pada Jumat (31/5), Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) naik 0,3% dibandingkan bulan sebelumnya, hasil yang sejalan dengan kenaikan pada bulan Maret yang tidak direvisi.
Baca Juga: Akibat Data Inflasi Terbaru, Sinyal Penurunan Suku Bunga The Fed Kian Sirna
Dalam periode 12 bulan hingga April, indeks harga PCE naik sebesar 2,7%, mencerminkan kenaikan yang sama dengan bulan Maret. Para ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan kenaikan sebesar 0,3% pada bulan ini, serta 2,7% dalam basis tahunan.
Indeks harga PCE merupakan salah satu ukuran inflasi yang dipantau oleh bank sentral AS untuk mencapai target inflasi sebesar 2%. Peningkatan inflasi bulanan sebesar 0,2% diperlukan secara konsisten untuk menjaga inflasi tetap pada target tersebut.
Bank Sentral AS, yang dikenal sebagai The Fed, telah mempertahankan suku bunga acuannya di kisaran 5,25% hingga 5,50% selama 10 bulan terakhir. Ini terjadi meskipun adanya tekanan dari inflasi dan data pasar tenaga kerja yang lebih kuat dari yang diperkirakan selama tiga bulan dari Januari hingga Maret, setelah data yang positif pada kuartal keempat tahun sebelumnya.
Namun, pada awal bulan ini, data kenaikan lapangan kerja bulanan dan indeks harga konsumen tampaknya memberikan sedikit kelegaan bagi The Fed. Pertumbuhan lapangan kerja AS mencapai level terendah dalam enam bulan, sementara kenaikan Indeks Harga Konsumen (CPI) kurang dari perkiraan.
Baca Juga: Wall Street Mixed, S&P 500 dan Nasdaq Turun Pasca Keputusan Suku Bunga The Fed
Sejak Maret 2022, The Fed telah meningkatkan biaya pinjaman sebanyak 525 basis poin dalam upaya untuk mengendalikan permintaan di seluruh perekonomian. Meskipun pasar keuangan awalnya memperkirakan penurunan suku bunga pada bulan Maret, harapan tersebut kemudian diundur hingga bulan Juni, dan sekarang diantisipasi pada bulan September.
Belanja konsumen, yang merupakan kontributor terbesar terhadap aktivitas ekonomi AS, mengalami kenaikan sebesar 0,2%, menurun dari kenaikan sebesar 0,7% pada bulan sebelumnya. Hasil revisi data Produk Domestik Bruto (PDB) yang dirilis pada hari Kamis juga menunjukkan perlambatan dalam laju belanja konsumen, dari 3,3% pada periode Oktober-Desember menjadi 2,0% pada kuartal pertama.