Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana
KONTAN.CO.ID - FRANKFURT. Inflasi zona euro meningkat lebih dari yang diharapkan pada Oktober. Bahkan dalam beberapa bulan mendatang masih dapat meningkat karena kenaikan harga belum terkendali.
Inflasi di 20 negara yang menggunakan mata uang euro ini meningkat menjadi 2% dari 1,7% pada September karena biaya pangan dan energi yang lebih tinggi. Inflasi ini melampaui ekspektasi dalam jajak pendapat Reuters pada para ekonom yang memperkirakan ada di level 1,9%.
"Inflasi yang tidak memperhitungkan harga pangan dan energi tetap stabil di 2,7% tapi tetap di atas perkiraan 2,6%," kata Eurostat, Kamis (31/10).
Baca Juga: Putusan MK Ubah 21 Pasal di UU Cipta Kerja, Ini Respon Serikat Pekerja
Inflasi telah turun dengan cepat dan kembali ke target European Central Bank (ECB) memicu perdebatan beberapa pejabat ECB akan perlunya pemangkasan suku bunga. Beberapa menilai masih ada risiko yang akan membawa inflasi benar-benar akan turun dan ECB harus mulai merangsang pertumbuhan mencegah inflasi yang terlalu rendah.
Prospek yang suram seperti itu dapat memaksa ECB untuk mempercepat laju penurunan suku bunga dan memperkuat alasan lebih besar dari biasanya pada Desember. Namun, argumen ini belum mendapatkan daya tarik yang signifikan, dan kaum konservatif, atau yang disebut sebagai pengkritik kebijakan bank sentral telah menolak.
Kekhawatiran lain adalah inflasi jasa. Pertumbuhan upah yang lebih cepat dari tingkat 3% membuat anggapan rumah tangga mulai memiliki tabungan yang cukup. Namun nyatanya pasar tenaga kerja Eropa tetap ketat dengan tingkat pengangguran stabil di level terendah sepanjang masa 6,3% pada September.
Namun para ekonom juga setuju bahwa tidak ada pemulihan yang berarti. Itulah sebabnya pemotongan suku bunga ECB lebih lanjut hampir pasti perlu dilakukan pada 12 Desember.
Baca Juga: Belanja Konsumen AS Naik Lampaui Ekspektasi pada September 2024
Investor keuangan kini bertaruh bahwa suku bunga simpanan ECB sebesar 3,25% dapat turun menjadi 2% atau mungkin di bawah itu pada akhir tahun 2025.
Namun, pemilihan umum AS dapat memiliki implikasi yang luas terhadap perdagangan, pertumbuhan, dan inflasi yang mungkin memerlukan tindakan kebijakan di kemudian hari.