kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.505.000   -15.000   -0,99%
  • USD/IDR 16.295   -200,00   -1,24%
  • IDX 6.977   -130,64   -1,84%
  • KOMPAS100 1.042   -22,22   -2,09%
  • LQ45 818   -15,50   -1,86%
  • ISSI 213   -3,84   -1,77%
  • IDX30 417   -9,14   -2,14%
  • IDXHIDIV20 504   -9,85   -1,92%
  • IDX80 119   -2,45   -2,02%
  • IDXV30 125   -2,38   -1,87%
  • IDXQ30 139   -2,59   -1,83%

Inflasi Memberikan 5 Pelajaran Penting untuk Menghadapi Krisis Berikutnya


Selasa, 16 Juli 2024 / 19:12 WIB
Inflasi Memberikan 5 Pelajaran Penting untuk Menghadapi Krisis Berikutnya
Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell memberikan kesaksian di depan sidang Komite Perbankan, Perumahan, dan Urusan Perkotaan Senat tentang 'Laporan Kebijakan Moneter Setengah Tahunan kepada Kongres,' di Capitol Hill di Washington, AS, 9 Juli 2024. REUTERS/Kevin Mohatt


Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  LONDON. Bank sentral hampir menyatakan misi mereka selesai. Setelah inflasi melonjak melebihi 9% akibat pandemi dan invasi Rusia ke Ukraina, kini inflasi menurun kembali mendekati target 2% yang ditetapkan oleh Federal Reserve AS, Bank Inggris, dan Bank Sentral Eropa. 

Meskipun awalnya keliru, mereka akhirnya merespons dengan kenaikan suku bunga acuan yang tajam dan cepat. Berbeda dengan prediksi banyak ekonom dan analis pasar, kebijakan agresif ini tidak memicu resesi besar di sejumlah negara ekonomi terbesar dunia.

Meskipun pencapaian ini mengesankan, Ketua The Fed Jerome Powell, Kepala Bank Sentral Eropa Christine Lagarde, dan Gubernur Bank Inggris Andrew Bailey perlu mengakui peran keberuntungan dan belajar untuk menghadapi krisis berikutnya. 

Baca Juga: Inflasi Konsumen AS Turun Pada Juni

Seperti yang pernah dikatakan Alan Greenspan, salah satu pendahulu Powell, "Optimisme berlebihan menanam benih kemundurannya sendiri."

Berikut lima pelajaran penting:

1. Bersikap Rendah Hati

Selama siklus ekonomi ini, para bankir sentral sering kali terlalu yakin dengan keyakinan mereka. Powell, misalnya, menggambarkan inflasi sebagai hal yang sementara selama beberapa bulan sebelum akhirnya mengubah pandangannya. Keterlambatan ini memengaruhi keputusan Fed untuk menaikkan suku bunga lebih cepat.

2. Berbicara Lebih Sedikit

Tekanan dari investor, politisi, dan media membuat bankir sentral menjadi lebih terbuka dalam berbicara. Namun, hal ini malah menciptakan kebingungan. 

Sebuah studi menemukan bahwa lebih dari sepertiga artikel tentang Fed di Wall Street Journal menyampaikan tingkat kebingungan. Sebagian besar ahli juga setuju bahwa para presiden regional Fed sebaiknya berbicara lebih sedikit.

Baca Juga: Powell: The Fed Perlu Lebih Banyak Bukti Penurunan Inflasi Sebelum Potong Suku Bunga

3. Jangan Terjebak Masa Lalu

Ketakutan akan inflasi gaya 1970-an membuat bankir sentral menggunakan pendekatan yang sama dengan era tersebut. Namun, inflasi kali ini lebih disebabkan oleh guncangan rantai pasokan dan perilaku konsumen yang tidak biasa. Meniru pendekatan Volcker bisa merugikan pertumbuhan ekonomi.

4. Ubah Model

Metode data-crunching yang biasa digunakan oleh departemen riset bank sentral mungkin tidak sesuai untuk setiap situasi ekonomi. Misalnya, kurva Phillips yang mengaitkan pengangguran rendah dengan upah tinggi ternyata tidak berlaku kali ini. Menggunakan analisis skenario dan pendekatan manajemen risiko bisa menjadi solusi.

5. Pandang ke Depan
 
Dua tahun terakhir menunjukkan bahwa ekonomi bukanlah ilmu yang suram, tetapi seni yang rumit. Bankir sentral perlu memikirkan krisis berikutnya sambil belajar dari yang sebelumnya. Meskipun ada banyak kekeliruan, Powell, Lagarde, dan Bailey pantas mendapatkan pengakuan atas pencapaian mereka.

Baca Juga: Pimpinan The Fed Sebut AS Berada di Jalur Disinflasi, Suku Bunga Bakal Turun?

Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell mengatakan kepada Kongres pada 9 Juli bahwa "data yang lebih baik" akan memperkuat kasus bagi bank sentral untuk mulai menurunkan suku bunga acuan. 

Pada 11 Juli, Biro Statistik Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa indeks harga konsumen turun 0,1% pada bulan Juni, penurunan pertama sejak Mei 2020. Dalam 12 bulan hingga Juni, CPI meningkat 3%, lebih tinggi dari target 2% yang ditetapkan oleh Fed.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×