kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Inflasi Tak Kunjung Melambat, The Fed Tetap Agresif Kerek Suku Bunga hingga 2023


Rabu, 12 Oktober 2022 / 18:19 WIB
Inflasi Tak Kunjung Melambat, The Fed Tetap Agresif Kerek Suku Bunga hingga 2023
ILUSTRASI. Bunga acuan Bank Sentral Amerika akan terus meningkat hingga tahun depan. REUTERS/Leah Millis


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Bunga acuan Bank Sentral Amerika akan terus meningkat hingga tahun depan. Salah satu Bankir di The Federal Reserve (The Fed) menyatakan tidak ada kemajuan terhadap inflasi, sehingga suku bunga perlu naik lebih tinggi lagi. 

Presiden Fed dari Negara Bagian Cleveland, Loretta Mester mengatakan dengan sedikit atau tidak ada kemajuan yang dibuat untuk menurunkan inflasi, Federal Reserve perlu terus menaikkan suku bunga. Namun ia mengatakan perlambatan dan penghentian kenaikan suku bunga akan terjadi pada akhirnya.

"Pada titik tertentu, ketika inflasi turun, perhitungan risiko saya akan bergeser juga dan kami ingin memperlambat kenaikan suku bunga, menahan untuk beberapa waktu dan menilai dampak kumulatif dari apa yang telah kami lakukan," papar Mester seperti dikutip dari MarketWatch. 

Baca Juga: Yen Jepang Terus Melemah Akibat Kenaikan Suku Bunga AS

Namun, saat ini ia khawatir The Fed belum melihat kemajuan pada inflasi. Sehingga ia melihat bank sentral mesti tetap melangkah lebih jauh untuk menaikan suku bunga. 

Dalam pidatonya, presiden Fed Cleveland mengatakan bank sentral perlu mewaspadai angan-angan tentang inflasi yang akan membuat bank sentral berhenti atau berbalik arah sebelum waktunya.

“Mengingat kondisi dan prospek ekonomi saat ini, dalam pandangan saya, pada titik risiko yang lebih besar datang dari pengetatan terlalu sedikit dan memungkinkan inflasi yang sangat tinggi untuk bertahan dan menjadi tertanam dalam perekonomian,” kata Mester.

Ia menyatakan suku bunga mencapai kisaran 4,5%-4,75% pada tahun depan. Mester, yang merupakan anggota pemungutan suara komite suku bunga Fed tahun ini, mengulangi bahwa dia tidak mengharapkan pemotongan suku bunga acuan Fed tahun depan.

Dia menekankan bahwa perkiraan ini didasarkan pada pembacaan ekonominya saat ini dan dia akan menyesuaikan pandangannya berdasarkan informasi ekonomi dan keuangan untuk prospek dan risiko di sekitar prospek.

Mester mengatakan dia tidak hanya mengandalkan data pemerintah tentang inflasi karena beberapa di antaranya melihat ke belakang. Dia mengatakan melengkapi penelitiannya dengan pembicaraan dengan kontak bisnis tentang rencana penetapan harga mereka dan menggunakan beberapa model ekonomi.

The Fed juga dibantu oleh beberapa data real-time, tambahnya.

Baca Juga: Wall Street Jatuh di Tengah Kekhawatiran Penurunan Laba Perusahaan Kuartal Ketiga

"Saya tidak melihat tanda-tanda yang ingin saya lihat pada inflasi. Namun saya tidak melihat risiko besar yang tertunda bagi stabilitas keuangan. Tidak ada bukti bahwa ada ketidakteraturan fungsi pasar yang terjadi saat ini," katanya.

Saham AS beragam pada Selasa sore dengan Dow Jones Industrial Average DJIA, naik sedikit +0,12% tetapi S&P 500 di wilayah negatif. Imbal hasil US Treasury 10-tahun TMUBMUSD10Y ada di 3,946% naik tipis menjadi 3,9%.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×