kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Inggris peringatkan China, penerbangan ke zona pertahanan Taiwan bisa picu konflik


Kamis, 21 Oktober 2021 / 20:53 WIB
Inggris peringatkan China, penerbangan ke zona pertahanan Taiwan bisa picu konflik
ILUSTRASI. Pembom H-6 Angkatan Udara China terbang dekat jet tempur F-16 Taiwan pada foto bertanggal 10 Februari 2020 yang dirilis Kementerian Pertahanan Taiwan.


Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - BRUSSELS. Menteri Pertahanan Inggris pada Kamis (21/10) memperingatkan China, "serangan" pesawat militer mereka ke zona pertahanan udara Taiwan berbahaya dan bisa memicu konflik.

Negara-negara Barat dan Taiwan dalam keadaan siaga setelah Angkatan Udara China mengintensifkan penerbangannya pada 1 Oktober ke zona pertahanan udara Taiwan.

“Secara militer mereka bersikap, seperti yang telah kita lihat. Kami pikir itu tidak bijaksana,” kata Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace kepada wartawan, seperti dikutip Reuters.

"Anda dalam bahaya mendestabilisasi kawasan, Anda dalam bahaya memprovokasi konflik lebih lanjut di daerah sengketa lainnya," ujarnya di Brussel, Belgia, untuk pertemuan NATO.

Baca Juga: Makin tegang dengan China, Taiwan gelar latihan militer pertempuran udara

Pakar militer mengatakan, penerbangan berlebihan oleh jet tempur pengebom China dan pengiriman jet tempur Taiwan sebagai respons, meningkatkan risiko kecelakaan atau salah perhitungan yang bisa memicu krisis.

Presiden China Xi Jinping berjanji pada 9 Oktober untuk mencapai "penyatuan kembali secara damai" dengan Taiwan, dan tidak secara langsung menyebutkan penggunaan kekuatan.

Tetapi, Taiwan telah mendapat tekanan militer dan politik yang meningkat dari Beijing untuk menerima kedaulatannya atas pulau itu, yang dianggapnya sebagai provinsi yang membangkang. Taipei bersumpah untuk mempertahankan diri.

"Perbedaan antara China dan Taiwan perlu diselesaikan melalui metode damai," kata Wallace seraya menambahkan, dia melihat kesejajaran dengan Hong Kong.

Selanjutnya: Siap pertahankan diri mati-matian, Taiwan tidak akan memulai perang dengan China



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×