Sumber: Finbold News | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada hari pertama masa kepresidenannya, Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan beberapa kebijakan penting, termasuk deklarasi “darurat energi nasional” untuk menurunkan harga energi.
Salah satu langkah yang disorot adalah kemungkinan pengenalan kembali inisiatif "drill, baby, drill", yang menandakan peningkatan produksi minyak dan gas domestik.
Trump menegaskan, “Amerika akan menjadi negara manufaktur sekali lagi, dan kami memiliki sesuatu yang tidak dimiliki negara manufaktur lain, jumlah minyak dan gas terbesar di dunia, dan kami akan menggunakannya. <…> Kami akan mengebor, baby, mengebor.”
Pernyataan ini menunjukkan potensi kebijakan yang mendukung eksplorasi energi dalam negeri, yang dapat memberikan dampak besar bagi sektor energi, terutama bagi perusahaan yang berpotensi mendapatkan keuntungan dari deregulasi dan peningkatan pengeboran di lahan federal.
Baca Juga: Terobosan Donald Trump, Buka Peluang Elon Musk atau Larry Ellison Akuisisi TikTok
Chevron Corporation (NYSE: CVX)
Chevron, sebagai salah satu perusahaan minyak terbesar di dunia, memiliki posisi pasar yang signifikan dan sangat berpotensi mendapatkan manfaat dari kebijakan yang mendukung eksplorasi minyak yang lebih besar.
Perusahaan ini memiliki operasi yang substansial di Permian Basin, tempat fokus utama pada fracking. Diperkirakan, operasi Chevron di wilayah ini akan menghasilkan pertumbuhan produksi tahunan sebesar 3% dan tingkat pertumbuhan arus kas bebas (CAGR) sebesar 10% hingga 2027.
Dengan kebijakan Trump yang mendukung sektor minyak, Chevron berpotensi memiliki lebih banyak peluang untuk memperluas aktivitas pengeboran. Selain itu, saham CVX juga menawarkan potensi pertumbuhan yang solid, ditambah dengan pendapatan yang andal dan dividen yang stabil.
Chevron telah mencatatkan kenaikan dividen selama 37 tahun berturut-turut, dengan hasil dividen 4,5%, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata S&P 500, yang didukung oleh arus kas yang kuat.
Baca Juga: Era Baru Perang Dagang Trump Dimulai, Ancam Tarif untuk UE dan Ultimatum bagi China
Chevron juga tengah berusaha memperluas bisnisnya melalui akuisisi besar, seperti pembelian Hess, yang dapat menggandakan arus kas bebas Chevron.
Namun, perusahaan ini menghadapi potensi reaksi negatif dari investor terkait operasi mereka di Venezuela, mengingat kekhawatiran tentang hak asasi manusia terkait dengan rezim saat ini di negara tersebut. Meskipun demikian, operasi di Venezuela dapat meningkatkan produksi dan mungkin menambah nilai saham Chevron.
Pada saat artikel ini ditulis, saham CVX diperdagangkan di harga US$161, mengalami kenaikan lebih dari 10% pada tahun 2024.
Exxon Mobil (NYSE: XOM)
Exxon Mobil adalah salah satu perusahaan yang merasakan manfaat besar selama pemerintahan Trump pertama. Dominasi pasar yang dimiliki Exxon menjadikannya posisi yang kuat untuk memanfaatkan dorongan kebijakan dari Gedung Putih untuk meningkatkan eksplorasi minyak dan gas.
Pengalaman dan infrastruktur yang dimiliki Exxon dalam eksplorasi dan pemurnian dapat memberi keuntungan signifikan dari deregulasi yang dipermudah dan perluasan hak pengeboran.
Baca Juga: Donald Trump Diambil Sumpah Tanpa Meletakkan Tangan di Atas Alkitab, Apa Tetap Sah?
Dengan dimulainya masa jabatan kedua Trump, Exxon telah meningkatkan produksinya di area-area kunci seperti Permian Basin, yang bisa dipercepat dengan dukungan kebijakan pemerintah. Selain itu, Exxon juga menjadi pilihan investasi yang menarik karena valuasinya yang relatif murah dengan rasio P/E forward sebesar 12,41.
Selain keuntungan dari kebijakan energi, Exxon juga mendorong pertumbuhannya melalui proyek-proyek besar LNG (Gas Alam Cair) seperti Golden Pass dan North Field Expansion, serta penemuan gas alam besar di Mesir. Semua ini berpotensi memberikan dampak positif bagi pertumbuhan perusahaan.
Pada saat artikel ini ditulis, saham XOM diperdagangkan di harga US$112, mencatatkan kenaikan tahun ini hampir 5%.