kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.914   16,00   0,10%
  • IDX 7.166   24,84   0,35%
  • KOMPAS100 1.100   4,99   0,46%
  • LQ45 871   5,06   0,58%
  • ISSI 220   0,50   0,23%
  • IDX30 445   2,52   0,57%
  • IDXHIDIV20 536   1,40   0,26%
  • IDX80 127   0,74   0,59%
  • IDXV30 134   0,37   0,27%
  • IDXQ30 148   0,34   0,23%

Ini Alasan Malaysia dan Thailand Mau Bergabung dengan BRICS


Sabtu, 24 Agustus 2024 / 04:22 WIB
Ini Alasan Malaysia dan Thailand Mau Bergabung dengan BRICS
ILUSTRASI. BRICS, yang awalnya hanya terdiri dari Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan, sepertinya akan membutuhkan nama baru. REUTERS/Siphiwe Sibeko


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Industri semikonduktor Malaysia juga dapat memperoleh keuntungan dari hubungan yang lebih erat dengan China dan India, karena kedua pasar konsumen raksasa tersebut dapat membeli lebih banyak barang elektronik buatan Malaysia, jelas Cheah. 

Keanggotaan BRICS juga dapat meningkatkan pariwisata dari negara-negara anggota, khususnya China dan India.

Thailand mungkin juga tertarik pada BRICS sebagai cara untuk menghidupkan kembali ekonominya yang sedang lesu. 

Pertumbuhan ekonomi Thailand melambat baru-baru ini karena industri pariwisata negara itu masih berjuang untuk pulih dari pandemi COVID. 

Mengutip China Daily, pada KTT Menteri Luar Negeri BRICS yang diadakan awal Juni lalu di Rusia, Menteri Luar Negeri Thailand Maris Sangiampongsa mengatakan bahwa semakin cepat calon mitra BRICS baru diikutsertakan, semakin kuat suara BRICS di panggung dunia. 

Kabinet Thailand mendukung permohonan negara tersebut untuk menjadi anggota BRICS pada bulan Mei.

Baca Juga: Vladimir Putin Kritik Perilaku Kolonialisme Negara Barat

"Saya sangat menghargai dukungan Anda terhadap keanggotaan penuh Thailand, dan berharap hal itu dapat diumumkan pada KTT BRICS mendatang pada bulan Oktober di Rusia," kata Maris dalam pidatonya.

James Chin, profesor Studi Asia di Universitas Tasmania di Australia, mengatakan Malaysia dan Thailand sama-sama "mencari platform untuk menyuarakan pendapat mereka". 

Menurutnya, BRICS secara luas dipandang sebagai platform negara-negara berkembang.

"Bagi Malaysia, bergabung dengan BRICS merupakan bagian dari strateginya untuk melakukan lindung nilai dan tidak hanya mengandalkan satu mitra eksternal," kata Julia Roknifard, asisten profesor di Fakultas Ilmu Sosial di Universitas Nottingham Malaysia.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×