kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.505.000   -15.000   -0,99%
  • USD/IDR 16.295   -200,00   -1,24%
  • IDX 6.977   -130,64   -1,84%
  • KOMPAS100 1.042   -22,22   -2,09%
  • LQ45 818   -15,50   -1,86%
  • ISSI 213   -3,84   -1,77%
  • IDX30 417   -9,14   -2,14%
  • IDXHIDIV20 504   -9,85   -1,92%
  • IDX80 119   -2,45   -2,02%
  • IDXV30 125   -2,38   -1,87%
  • IDXQ30 139   -2,59   -1,83%

Ini Alasan Mengapa Rusia Tangguhkan Perjanjian Biji-bijian Laut Hitam


Selasa, 18 Juli 2023 / 07:37 WIB
Ini Alasan Mengapa Rusia Tangguhkan Perjanjian Biji-bijian Laut Hitam
ILUSTRASI. Rusia mengumumkan, mereka menangguhkan kesepakatan penting yang memungkinkan biji-bijian diekspor dari Ukraina. Sergei Kholodilin/BelTA/Handout via REUTERS


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

PERJANJIAN BIJI-BIJIAN LAUT HITAM - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mengatakan pada hari Senin (17/7/2023), segala sesuatu harus dilakukan agar koridor ekspor biji-bijian Laut Hitam terus digunakan setelah Rusia menghentikan partisipasinya.

Mengutip Reuters, kesepakatan yang ditengahi Juli lalu oleh PBB dan Turki memungkinkan biji-bijian Ukraina diekspor melalui Laut Hitam setelah invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina.

“Bahkan tanpa Federasi Rusia, semuanya harus dilakukan agar kami dapat menggunakan koridor Laut Hitam ini. Kami tidak takut,” kata juru bicara Serhiy Nykyforov mengutip perkataan Zelenskiy.

Dia menambahkan, "Kami didekati oleh perusahaan, pemilik kapal. Mereka mengatakan bahwa mereka siap, jika Ukraina melepaskan mereka, dan Turki terus membiarkan mereka lewat, maka semua orang siap untuk terus memasok biji-bijian."

Dia memerintahkan kementerian luar negeri Ukraina untuk menyiapkan catatan resmi kepada PBB dan Turki tentang apakah mereka siap untuk melanjutkan bagian mereka dari kesepakatan itu.

Baca Juga: Kapal Robot Kamikaze Hancurkan Jembatan Rusia ke Krimea, Putin Janjikan Balasan

Menteri Luar Negeri Dmytro Kuleba, yang berada di New York minggu ini untuk berpartisipasi dalam pertemuan dewan keamanan PBB, mendesak Rusia untuk berhenti mempermainkan permainan kelaparan.

“Hasil langsung dari tidak diperpanjangnya perjanjian akan berarti bahwa harga biji-bijian di seluruh dunia akan naik, dan orang-orang di wilayah paling rentan di Asia, Afrika, mereka akan merasakannya, dan ini adalah hasil dari tindakan Rusia," kata Kuleba dalam sebuah wawancara dengan CBS Mornings.

"Jadi Rusia menggunakan kelaparan sebagai alat untuk memeras dunia, mengejar kepentingan komersialnya sendiri. Berhenti memainkan permainan kelaparan," tambahnya.

Penasihat kepresidenan Mykhailo Podolyak mengatakan biji-bijian "tidak bisa menjadi sasaran militer yang sah."

Baca Juga: Ukraina Dilaporkan Telah Kehilangan 20% Persenjataannya dalam 2 Minggu

"Laut Hitam bukan perairan internal Rusia dan tidak tunduk pada yurisdiksinya," katanya di Twitter.

Rusia tangguhkan kesepakatan

Melansir Yahoo News, Rusia mengumumkan pada hari Senin bahwa mereka menangguhkan kesepakatan penting yang memungkinkan biji-bijian diekspor dari Ukraina ke negara-negara di Afrika dan Timur Tengah.

“Kesepakatan biji-bijian telah dihentikan,” kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov tentang Inisiatif Butir Laut Hitam. 

Dia menamnbahkan, "Segera setelah bagian Rusia dari kesepakatan itu dipenuhi, pihak Rusia akan melanjutkan pemenuhan kesepakatan ini tanpa penundaan."

Moskow mengklaim bahwa kesepakatan itu hanya menguntungkan Ukraina dan ekspor Rusia, seperti gandum dan pupuk, telah diblokir dari pasar luar negeri karena sanksi Barat.

Pekan lalu Presiden Rusia Vladimir Putin meminta penghapusan semua sanksi terhadap Bank Pertanian Rusia serta membuka blokir rekening perusahaan Rusia yang terlibat dalam ekspor makanan dan pupuk.

Perjanjian biji-bijian, yang berakhir pada hari Senin, ditengahi pada Juli 2022 oleh PBB dan Turki untuk mengizinkan biji-bijian yang telah diblokir oleh konflik untuk diekspor melalui Laut Hitam. Itu bertujuan untuk mengurangi krisis pangan global, yang diperparah oleh perang di Ukraina.

Baca Juga: Rusia Punya Stok Bom Curah Cukup, Bisa Dipakai di Ukraina Bila Diperlukan

Sekretaris Jenderal PBB António Guterres mengatakan pada hari Senin bahwa ratusan juta orang menghadapi kelaparan dan konsumen menghadapi krisis biaya hidup global. Mereka akan membayar harganya. Guterres menambahkan bahwa fokus utama PBB adalah memastikan keamanan pangan global dan stabilitas harga.

Penangguhan tersebut dilakukan saat pejabat Kremlin menuduh Kyiv melakukan serangan kedua di jembatan yang menghubungkan Krimea dan Rusia. Ledakan di jembatan pada dini hari Senin pagi menewaskan sepasang suami istri dan melukai putri mereka.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×