kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ini cerita detik-detik penarikan UU Ekstradisi di Hong Kong


Kamis, 05 September 2019 / 06:59 WIB
Ini cerita detik-detik penarikan UU Ekstradisi di Hong Kong
ILUSTRASI. Carrie Lam


Sumber: South China Morning Post | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - HONG KONG. Butuh waktu tiga bulan bagi pemerintah Hong Kong untuk memutuskan apakah UU Ekstradisi bakal dicabut atau tidak.

Melansir South China Morning Post, enam hari setelah 1 juta orang turun ke jalan pada 9 Juni 2019 untuk menentang UU Ekstradisi, Pimpinan Hong Kong Carrie Lam Cheng Yuet-ngor melakukan suspensi pemberlakuan undang-undang tersebut. Namun, dia tetap tidak mau menariknya. Kemudian, pada 16 Juni, diprediksi sekitar 2 juta orang turun ke jalan lagi dengan tuntutan yang sama.

Baca Juga: Setelah didera aksi protes berbulan-bulan, Hong Kong akhirnya cabut UU Ekstradisi

Sejak saat itu, Hong Kong terus diguncang dengan aksi protes dan Lam terus melancarkan senjatanya. Dia bisa diibaratkan sebagai mantan perdana menteri Inggris Margaret Thatcher, yang tetap berdiri meski banyak tantangan menghadang.

Sumber South China Morning Post membisikkan, baru dalam tiga pekan terakhir, sang pemimpin mulai goyah dan berubah pikiran. Ini terjadi setelah Lam mendengarkan banyak masukan dari sejumlah kelompok, termasuk pimpinan politik dan komunitas agar segera mencabut UU Ekstradisi.

Sumber yang dekat dengan pemerintahan ini juga bilang, penarikan UU Ekstradisi menunjukkan ketulusannya dalam membuka pintu dialog dengan beragam sektor untuk menemukan jalan bagi masa depan Hong Kong ke depannya.

Baca Juga: Pemimpin Hong Kong Carrie Lam akan umumkan penarikan resmi undang-undang ekstradisi

Lam menggelar pertemuan dengan 19 pimpinan senior dan politisi Hong Kong di kediamannya pada 24 Agustus lalu. Tujuan pertemuan ini adalah untuk mencari jalan dan membuka dialog dengan kelompok anti pemerintah yang melakukan aksi unjuk rasa.

Mayoritas dari mereka menyarankan agar Lam memenuhi dua permintaan utama dari pengunjuk rasa - penarikan penuh UU Ekstradisi dan penyelidikan independen terhadap aksi unjuk rasa, termasuk penggunaan kekerasan oleh polisi.

Lam kemudian menggelar pertemuan tertutup dua hari kemudian dengan sekitar 20 anak-anak muda, berusia 20an sampai 30an.

"Suara anak-anak muda yang diajak berdiskusi oleh Lam sangat vokal," jelas sang sumber lagi seperti yang dikutip oleh South China Morning Post.

Baca Juga: Rekaman suaranya bocor, Pemimpin Hong Kong tegaskan dia tidak akan mengundurkan diri

"Pimpinan eksekutif telah memperhatikan pandangan mereka tentang penarikan undang-undang. Kami tidak berpikir ada perbedaan materi antara penarikan formal dan tidak formal. Penarikan penuh adalah cara termudah untuk meredakan ketegangan yang sedang berlangsung di Hong Kong saat ini," paparnya lagi.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×