Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Presiden AS Donald Trump dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy sepakat pada hari Rabu (19/3/2025) untuk bekerja sama mengakhiri perang Rusia dengan Ukraina, dalam apa yang digambarkan Gedung Putih sebagai panggilan telepon satu jam yang "fantastis".
Reuters melaporkan, dalam percakapan pertama mereka sejak adu teriakan di Ruang Oval pada tanggal 28 Februari, Zelenskiy berterima kasih kepada Trump atas dukungan AS. Kedua pemimpin sepakat bahwa tim teknis akan bertemu di Arab Saudi dalam beberapa hari mendatang.
Zelenskiy meminta Trump untuk memberikan dukungan pertahanan udara yang lebih banyak guna melindungi negaranya dari serangan Rusia. Sementara, presiden AS mengatakan ia akan membantu menemukan peralatan militer yang diperlukan di Eropa.
Trump memberi pengarahan kepada Zelenskiy mengenai panggilan teleponnya pada hari Selasa dengan Vladimir Putin, di mana presiden Rusia menolak usulan gencatan senjata penuh selama 30 hari yang diminta oleh Trump yang menurut Ukraina akan siap menerimanya, tetapi setuju untuk menghentikan sementara serangan terhadap infrastruktur energi.
Namun, jeda yang didefinisikan secara sempit itu tampak diragukan pada hari Rabu, dengan Moskow mengatakan Ukraina menyerang depot minyak di Rusia selatan sementara Kyiv mengatakan Rusia telah menyerang rumah sakit dan rumah, dan memutus aliran listrik ke beberapa jalur kereta api.
Namun, kedua belah pihak melakukan pertukaran tahanan, masing-masing membebaskan 175 tentara dalam kesepakatan yang difasilitasi oleh Uni Emirat Arab.
Baca Juga: Ini Janji Balasan Putin kepada Pebisnis Barat yang Menolak Keras Rusia
Moskow mengatakan telah membebaskan 22 warga Ukraina yang terluka sebagai isyarat niat baik.
Zelenskiy, yang menggambarkan percakapannya dengan Trump sebagai hal yang positif, sangat substantif, dan jujur, mengatakan bahwa ia telah mengonfirmasi kesiapan Kyiv untuk menghentikan serangan terhadap infrastruktur Rusia dan menerima gencatan senjata garis depan tanpa syarat seperti yang diusulkan AS sebelumnya.
"Salah satu langkah pertama untuk mengakhiri perang sepenuhnya adalah dengan mengakhiri serangan terhadap energi dan infrastruktur sipil lainnya. Saya mendukung langkah ini, dan Ukraina mengonfirmasi bahwa kami siap untuk melaksanakannya," katanya di media sosial.
Kemudian, presiden Ukraina mengatakan kepada wartawan dalam panggilan video bahwa Trump memahami Kyiv tidak akan mengakui tanah yang diduduki sebagai milik Rusia.
Zelenskiy mengatakan serangan Rusia, yang katanya dilakukan sejak panggilan telepon Trump dengan Putin, menunjukkan bahwa Rusia tidak siap untuk perdamaian. Ia mengatakan AS harus bertanggung jawab untuk memantau gencatan senjata apa pun, seraya menambahkan penghentian serangan infrastruktur dapat segera dilakukan.
Baca Juga: Rusia dan Ukraina Saling Tuduh Langgar Kesepakatan Usai Pembicaran Putin dan Trump