Sumber: Jerusalem Post | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - YERUSALEM. Beberapa tahun terakhir ini AS menunjukkan minat yang besar pada sistem pertahanan udara Iron Dome yang dikembangkan oleh Israel. AS bahkan telah memesan beberapa unit perangkat Iron Dome demi memperkuat pertahanan mereka.
AS baru saja menerima paket pertama Multi-Mission Radars (MMR) Iron Dome dari Israel pada Senin (9/10). Ini merupakan paket pertama dari dua paket yang direncanakan.
Jerusalem Post mengabarkan, komponen sistem pertahanan udara Iron Dome tersebut dikirim langsung ke Angkatan Darat AS oleh Organisasi Pertahanan Rudal Israel (IMDO) yang bekerja di bawah Kementerian Pertahanan Israel.
Pada Agustus 2019, Angkatan Darat AS membeli dua unit rangkaian off-the-shelf untuk Iron Dome dari Rafael Advanced Defense Systems. Di dalamnya termasuk 12 peluncur, dua sensor, dua pusat manajemen benteng, dan 240 pencegat.
Baca Juga: Armada tempur nirawak China segera diterjunkan, disebut jadi kunci kemenangan perang
Rangkaian ini juga berisi radar MMR yang diproduksi oleh ELTA, anak perusahaan Israel Aerospace Industries (IAI), dan sistem komando dan kontrol yang dikembangkan oleh mPrest.
AS telah memesan paket pelengkap Iron Dome. Paket kedua disebut akan datang pada Februari 2021.
Dikutip dari Sputnik News, Pentagon awalnya memesan empat paket radar, namun mendapat penolakan dari Israel dan jumlahnya berkurang menjadi dua.
Israel menolak memberika kode sumber lebih banyak untuk Iron Dome. Tanpa adanya kode tersebut, ron Dome tidak dapat diintegrasikan dengan lapisan pertahanan udara AS lainnya.
Baca Juga: Angkatan Darat AS akan fokus pada rudal jarak menengah, kunci penting hadapi Rusia
Pembelian tersebut dilakukan untuk memenuhi kebutuhan jangka pendek AS akan Kemampuan Perlindungan Tembakan Tidak Langsung (IPC).
Iron Dome diyakini mampu memberi perlindungan dari berbagai ancaman udara yang semakin meningkat, termasuk serangan proyektil jarak pendek.
"Kami bangga memasok sistem kami yang paling canggih kepada sekutu kami, Angkatan Darat AS," ungkap Yoav Tourgeman, Vice President IAI dan CEO ELTA.
"Radar MMR akan mempertahankan keunggulan militer sekutu kami. Permintaan akan sistem MMR seluler yang terbukti tempur terus meningkat," ujar dia.
Baca Juga: Korea Utara klaim telah jalankan sistem data maritim berbasis satelit
Keunggulan sistem pertahanan udara Iron Dome
Dengan menggunakan teknologi antena 3D Active Electronically Steered Array (AESA) yang canggih, radara MMR Iron Dome mampu mendeteksi dan mencegat ancaman udara secara sekaligus.
Iron Dome mampu menghitung titik benturan secara real time. Oleh karena itu, pusat kontrol bisa menentukan, apakah proses pencegatan perlu dilakukan atau tidak jika serangan diarahkan ke area terbuka dan tidak mengancam.
Satu unit penuh Iron Dome mampu bergerak membawa sekitar 10 kg bahan peledak yang mampu mencegat ancaman udara dengan jarak dari 4 hingga 70 km.
Unit Iron Dome juga cukup mudah diangkut dengan satu kendaraan militer sehingga memudahkan mobiliasasi di saat-saat darurat. Sistem radar seperti ini juga sudah digunakan secara luar dan terintegrasi secara operasional oleh mitra di seluruh dunia.