Sumber: South China Morning Post | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Virus korona yang ditemukan di Wuhan mungkin memiliki asal usul yang sama dengan Sars yakni terkait dengan kelelawar. Menurut penelitian terbaru ilmuwan China, virus corona lebih lemah daripada wabah Sars 2002-2003 yang menghancurkan. Akan tetapi "sangat menular".
Para ilmuan menemukan, virus baru ini memiliki nenek moyang yang sama dengan sindrom pernafasan akut yang parah (Sars), di HKU9-1, virus yang ditemukan pada kelelawar buah.
Keterkaitan virus ini dengan hewan liar dikonfirmasi pada hari Rabu oleh Gao Fu, direktur jenderal Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Tiongkok.
Baca Juga: Singapura memperluas screening virus corona ke semua penerbangan dari China
Menurut Gao, virus korona, yang telah menjangkiti lebih dari 400 orang di China dan sudah menyebabkan sembilan kematian, berasal dari hewan liar yang dijual di pasar makanan laut di Wuhan. Gao memperingatkan bahwa tantangan utama adalah virus baru itu bisa beradaptasi dan bermutasi.
Temuan para ilmuwan yang diterbitkan pada hari Selasa ini menyarankan, bahaya yang ditimbulkan oleh virus seperti pneumonia mungkin telah diremehkan oleh komunitas penelitian, dan datang sehari setelah pemerintah China mengumumkan langkah-langkah darurat untuk menahan penyebarannya.
Baca Juga: Thailand karantina empat pasien virus corona
Sebuah tim peneliti gabungan dari Akademi Ilmu Pengetahuan China, Tentara Pembebasan Rakyat dan Institut Pasteur Shanghai memperkirakan bagaimana virus akan berinteraksi dengan sel-sel dalam sistem pernapasan manusia menggunakan simulasi komputer berdasarkan data yang dirilis.
"Virus corona Wuhan bisa jadi berasal dari kelelawar ... tetapi antara kelelawar dan manusia mungkin ada perantara yang tidak diketahui," kata para peneliti dalam sebuah pernyataan pers seperti yang dilansir South China Morning Post.
Sebelumnya, sebagian besar ilmuwan meyakini virus baru itu tidak dapat menyebabkan epidemi seserius Sars karena gen-gennya sangat berbeda.
Tetapi studi baru menemukan bahwa, seperti Sars, virus menargetkan protein yang disebut ACT3.
Baca Juga: Macau konfimasi kasus virus corona pertama
Menurut perhitungan mereka, energi bebas ikatan antara virus dan protein akan menjadi minus 50,6 kkal per mol, lima kali lipat dari yang biasanya dianggap signifikan.
"Meskipun secara relatif lebih lemah [dari Sars], protein S-Wuhan CoV dianggap memiliki ikatan kuat dengan ACE2 manusia," tulis mereka dalam makalah yang diterbitkan di China Science Bulletin.
Yang paling mengejutkan para ilmuwan adalah bahwa virus dapat mempertahankan kemampuan mengikat yang kuat meskipun ada perbedaan struktural yang signifikan dari Sars. Dari lima asam amino virus yang memainkan peran penting dalam proses pengikatan, empat berbeda dari Sars.
Baca Juga: Filipina monitor ketat bocah laki-laki asal China yang positif virus corona
Pemeriksaan lebih lanjut dari struktur virus menunjukkan bahwa secara keseluruhan protein pengikatannya memiliki kemiripan yang tinggi dengan Sars.
Para peneliti juga melacak evolusi virus baru dalam database coronavirus pemerintah. Di pohon evolusi, virus baru itu milik Betacoronavirus, pada cabang yang dekat tetapi berbeda dengan Sars.
Keduanya berbagi sekitar 70 hingga 80% gen, lebih kecil dari kesamaan antara babi dan manusia.