Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - TAIPEI. Intel Corp mengatakan kekurangan chip yang terjadi secara global saat ini masih perlu beberapa tahun untuk mengatasinya. Padahal, masalah ini telah menghambat produksi mobil dan juga dirasakan di area lain, termasuk alat-alat elektronik.
CEO Intel Corp Pat Gelsinger mengatakan bahwa tren bekerja dan belajar dari rumah selama pandemi COVID-19 telah menyebabkan pertumbuhan kebutuhan chip yang besar. Hal ini yang akhirnya memberikan tekanan besar pada rantai pasokan global.
"Tetapi sementara industri telah mengambil langkah-langkah untuk mengatasi kendala jangka pendek, masih diperlukan beberapa tahun bagi ekosistem untuk mengatasi kekurangan kapasitas pengecoran, substrat, dan komponen,” ujar Gelsinger seperti dikutip dari Reuters, Selasa (1/6).
Baca Juga: China siapkan seri helikopter siluman baru yang sulit dilacak radar dan inframerah
Dalam wawancara dengan The Washington Post pada pertengahan April lalu, Gelsinger bilang bahwa kekurangan itu akan memakan waktu beberapa tahun untuk mereda. Sementara itu, mereka berencana untuk mulai memproduksi chip dalam enam sampai sembilan bulan untuk mengatasi kekurangan di pabrik mobil AS.
Pada bulan Maret, Intel juga mengumumkan rencana investasi sebesar US$20 miliar untuk memperluas kapasitas produksi chip canggihnya. Mereka akan membangun dua pabrik di Arizona dan membuka pabriknya untuk pelanggan di luar.
"Kami berencana untuk memperluas ke lokasi lain di AS dan Eropa, memastikan rantai pasokan semikonduktor yang berkelanjutan dan aman untuk dunia," tambah Gelsinger.
Rencana tersebut sekaligus menantang dua perusahaan lain di dunia yang dapat membuat chip paling canggih, antara lain Taiwan Semiconductor Manufacturing Co Ltd (TSMC) dan Samsung Electronics Co Ltd dari Korea Selatan.