Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibayangi tekanan dari sentimen domestik maupun eksternal. IHSG berada di zona merah sepanjang perdagangan Rabu (8/11) setelah ditutup melemah 0,58% ke posisi 6.804,10.
Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori Fajar Dwi Alfian bilang, bayang-bayang kekhawatiran pelaku pasar akan terjadinya pelemahan daya beli, yang berpotensi menekan kinerja ekonomi. Situasi ini terjadi di tengah kenaikan harga komoditas pangan serta rilis data pertumbuhan ekonomi kuartal III yang di bawah ekspektasi.
Analis BCA Sekuritas Achmad Yaki mengamini, sentimen dari dalam negeri cukup dominan menekan pasar. Di tengah hiruk-pikuk tahun politik yang kian memanas, pasar mencerna data penurunan cadangan devisa dan pertumbuhan ekonomi yang melambat.
Dalam kondisi ini, aliran dana investor asing pun kembali mengalir ke luar. "Outflow masih berlanjut dan pelemahan rupiah serta harga komoditas masih berpotensi lanjut," kata Yaki kepada Kontan.co.id, Rabu (8/11).
Baca Juga: IHSG Melemah 0,58% ke 6.804 Pada Rabu (8/11), MAPI, EXCL, CPIN Jadi Top Gainers LQ45
Equity Research Analyst Kiwoom Sekuritas Vicky Rosalinda menimpali, penurunan harga minyak ikut memangkas laju saham komoditas. Menurut Vicky, penurunan IHSG juga terseret oleh adanya aksi taking profit. Dari faktor eksternal, investor akan mencermati arah kebijakan suku bunga The Fed.
Analis Phillip Sekuritas Indonesia Joshua Marcius menambahkan, investor menanti kejelasan sikap bank sentral Amerika Serikat (AS), yang masih berpotensi tetap mempertahankan tingkat suku bunga di level tinggi.
Dus, pidato Ketua The Fed Jerome Powell akan menjadi sentimen yang dominan terhadap pergerakan IHSG pada Kamis (9/11).
Yaki sepakat, pelaku pasar akan menanti data tenaga kerja AS dan pidato pejabat The Fed untuk melihat proyeksi arah kebijakan moneternya. Dari dalam negeri, pasar juga akan mencermati data penjualan ritel, indeks keyakinan konsumen dan penjualan mobil.
Secara teknikal, Vicky memprediksi dalam jangka pendek IHSG ada di kondisi sideways. Dalam skenario bearish, IHSG berpeluang melemah lagi hingga ke kisaran support 6.748 - 6.760. Sedangkan jika bergerak bullish, IHSG berpotensi menembus resistance 6.843 - 6.878.
Sementara itu, Joshua memproyeksikan IHSG bergerak pada area support 6.700 dan resistance di 6.990. Joshua menjagokan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Eastparc Hotel Tbk (EAST), PT Primarindo Asia Infrastructure Tbk (BIMA), dan PT Mark Dynamics Indonesia Tbk (MARK).