Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Saham pemasok dan perakit Apple di Asia (AAPL.O) jatuh pada Selasa (13/11) setelah beberapa pembuat kompenen memperingatkan hasil produksi bakal lebih buruk dari yang diharapkan. Hal ini pun membuat para pengamat pasar meragukan kiprah iPhone di beberapa pasar utama.
Dalam artikel yang dimuat Reuters, beberapa analis dan investor menyuarakan pula keprihatian atas keadaan bisnis Apple. Hal tersebut salah satunya lantaran penjualan produk iPhone sejauh ini masih stagnan dan diprediksi bisa mempengaruhi keuangan produsen Apple.
Peringatan baru pada Senin datang dari pembuat layar Apple yaitu Japan Display Inc, pembuat chip Inggris IQE Plc dan Lumentum Holdings (LITE) pemasok utama teknologi Face ID di iPhone. Beberapa perusahaan pemasok untuk Apple ini juga mempengaruhi harga saham teknologi di Asia pada hari yang sama.
Salah satunya, perakit produk Apple asal Taiwan yaitu Taiwan Hon Hai Precision Industry Co Ltd (Foxconn) tercatat mengalami penurunan harga saham lebih dari 3%. Rivat Pegatron Corp, turun lebih dari 5% setelah memperoleh kembali kerugian.
Kedua perusahaan tersebut menilai Apple sebagai pelanggan utama. Pembuat chip kontrak terbesar di dunia, Taiwan Semiconductor Manufacturing Co juga mengalami penurunan harga saham 2,6%. Sementara Flexium Interconnect Inc turun 1,5%, Taiwan Weighted Index (TWII) turun sekitar 1,6%.
"Kelemahan iPhone milik Apple telah menjadi masalah jangka panjang untuk rantai pasokan di Asia," kata Arthur Liao, analis di Fubon Research Taipei.
Sebabnya, pengiriman iPhone oleh Apple saat ini telah mencapai pada puncaknya. Sementara untuk pemasok teknologi yang memiliki masa depan, mereka tidak memiliki klien besar seperti Apple. Artinya sulit untuk ekspansi. Saham raksasa teknologi di Cupertino, California juga terjun ke level terendah selama lebih dari tiga bulan terakhir pada hari Senin (12/11) lalu.
Pekan lalu, sebuah laporan media menurut Reuters mengatakan pembuat iPhone telah mengatakan kepada perakit smartphone untuk menghentikan rencana produksi produk yang harganya lebih murah yaitu iPhone XR, hal ini juga berdampak menekan stok para pemasok. Analis mengatakan kurangnya terobosan teknologi telah membatasi permintaan, hal ini diprediksi bakal terus berlanjut hingga kuartal mendatang.
"Dengan tidak adanya teknologi baru yang terlihat di tahun depan untuk rantai pasokan, hal ini tidak ideal untuk perusahaan yang terlibat. Hingga paruh pertama tahun 2019 sepertinya kita tidak akan melihat terobosan apapun," ujar Nicole Tu, analis Yuanta Investment Consulting yang berbasis di Taipei.